Demo Mahasiswa
Kilas Balik Demonstrasi Mahasiswa 1998, Ramai-ramai Kepung Gedung DPR RI, Soeharto Pun Tumbang
Rencana demo mahasiswa 11 April menjadi momentum untuk mengingat kembali perjuangan demo 1998 yang berhasil menurunkan Soeharto dari jabatannya.
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Rencana demo mahasiswa yang akan digelar Senin (11/4/2022) menjadi momentum untuk mengingat kembali perjuangan mahasiswa, khususnya ketika demo 1998 yang berhasil menurunkan Soeharto dari jabatannya.
Salah satu aksi yang banyak diingat adalah ketika para mahasiswa berhasil menduduki Gedung DPR RI, menuntut dilaksanakannya reformasi.
Para mahasiswa memenuhi halaman hingga kubah Gedung DPR. Aksi itu dianggap masih menjadi demonstrasi terbesar yang pernah dilakukan mahasiswa di Gedung DPR.
Saat itu, sejumlah mahasiswa yang datang dari berbagai kampus melakukan demonstrasi menolak kepemimpinan Presiden Soeharto.
Para mahasiswa menolak terpilihnya Soeharto sebagai presiden untuk ketujuh kalinya dalam Sidang Umum MPR, 10 Maret 1998.
Ditambah lagi, kondisi perekonomian saat itu yang buruk dan tidak stabil membuat mahasiswa mulai berdemonstrasi di luar kampus.
Baca juga: BEM UI Pastikan Tidak Ikut Demo di Gedung DPR RI Hari Ini
Tuntutan Reformasi
Selain dari mahasiswa, sejumlah tokoh pun ikut tergabung dalam Gerakan Reformasi Nasional yang turut mendatangi Gedung DPR.
Diwartakan Kompas.com, tokoh yang turut hadir di antaranya Subroto, YB Mangunwijaya, Ali Sadikin, Solichin GP, Rendra, dan Sri Edi Swasono.
Beberapa tokoh bahkan ikut berorasi di dalam gedung DPR. Salah satunya ialah Dimayati Hartono, yang menuntut reformasi bidang politik, ekonomi, dan hukum; serta tuntutan mundurnya Soeharto-Habibie.
Di tengah berjalannya audiensi, Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta (FKSMJ) masuk untuk menuntut dilaksanakannya Sidang Istimewa MPR.
Selain nama dan organisasi di atas, terdapat sejumlah institusi lain yang juga turut hadir ikut menuntut adanya reformasi di segala bidang.
Di antaranya adalah perwakilan Institut Pertanian Bogor yang dipimpin oleh Rektor IPB saat itu Soleh Salahuddin, Fraksi Karya Pembangunan (Golkar), dan Fraksi Persatuan Pembangunan.
Di saat yang bersamaan, Ketua PP Muhammadiyah Amien Rais juga sedang melaksanakan pertemuan dengan Komisi II DPR.
Dalam pertemuan tersebut, Amien Rais menyatakan, Sultan Hamengkubuwono X siap memimpin long march pada 20 Mei 1998 di Yogyakarta untuk menuntut digelarnya Sidang Umum Istimewa MPR dengan agenda penggantian kepemimpinan nasional.
Dengan berbagai kejadian tersebut, posisi Soeharto dan Orde Baru semakin terdesak.
Baca juga: Alasan Demo Mahasiswa Hari Ini Mendadak Batal di Istana Negara
Konferensi Pers di Siang Bolong Oleh Harmoko
Masih diwartakan oleh Kompas.com, sekitar pukul 15.20 WIB, mahasiswa dan aktivis yang saat itu sedang berada di gedung DPR mendapatkan kejutan.
Harmoko, mewakili pimpinan DPR/MPR menggelar konferensi pers secara tiba-tiba untuk menyikapi segala tuntutan reformasi.
Sikapnya, Harmoko meminta Soeharto untuk mundur.
"Dalam menanggapi situasi seperti tersebut di atas, pimpinan Dewan, baik ketua maupun wakil-wakil ketua, mengharapkan, demi persatuan dan kesatuan bangsa, agar Presiden secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri," kata Harmoko, dikutip dari Kompas.com dari arsip Kompas yang terbit 19 Mei 1998, pada Senin (11/4/2022).
"Pimpinan Dewan menyerukan kepada seluruh masyarakat agar tetap tenang, menahan diri, menjaga persatuan dan kesatuan, serta mewujudkan keamanan ketertiban supaya segala sesuatunya dapat berjalan secara konstitusional," tutur Harmoko.
Berbeda dengan Harmoko, Pangilma ABRI Jenderal TNI Wirianto justru menyanggah pernyataan tersebut karena dianggap tidak mewakili suara fraksi-fraksi yang ada di DPR/MPR.
Baca juga: Demo Mahasiswa Tolak Kenaikan Harga Pertamax Untungkan Orang Kaya, Bukan Warga Miskin
Mahasiswa Kepung Gedung DPR
Meski telah muncul pernyataan dari Harmoko, para mahasiswa tidak begitu saja beranjak meninggalkan Gedung DPR.
Bahkan keesokan harinya, 19 Mei 1998, jumlah mahasiswa yang menduduki gedung DPR semakin banyak, yang membuat kondisi Soeharto semakin terdesak.
Sampai akhirnya, Soeharto menyatakan untuk mundur dari jabatannya pada 21 Mei 1998.
Sampai saat ini, momentum tersebut dianggap sebagai keberhasilan mahasiswa dalam menuntut terjadinya reformasi.
Kembali pada hari ini, dinamika sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia masih terus berlanjut.
Demonstrasi demi demonstrasi dilakukan oleh para mahasiswa sebagai garda terdepan perwakilan masyarakat, menjalankan tugasnya sebagai agent of change.
Terbaru, demo mahasiswa merespons akan adanya berbagai kenaikan harga mulai dari minyak goreng, bahan bakar minyak (BBM), hingga penolakan wacana tiga periode untuk presiden yang saat ini sedang menjabat, Joko Widodo (Jokowi).
Baca juga: Mahasiswa Tuding Anak Buah Jokowi Biang Kerok Demo Besar-besaran, Ada 5 Menteri yang Disindir
Demo 11 April bergeser ke Gedung DPR RI
Aksi demo mahasiswa telah digelar sejak hari Jumat (8/4/2022) lalu di seluruh Indonesia.
Hari ini (Senin (11/5/2022) aksi demonstrasi ribuan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indoneia (BEM SI) dipastikan akan tetap berlanjut.
Bila sebelumnya direncanakan di dekat Istana Negara, maka akan dipindah ke Gedung DPR RI.
Batalnya BEM SI menggelar aksi di depan Istana dibenarkan oleh Koordinator Media BEM SI, Luthfi Yufrizal.
"Iya, betul sekali, iya kita ke DPR RI," kata Luthfi saat dikonfirmasi awak media, Minggu (10/4/2022), sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.
Perubahan lokasi aksi itu juga turut disebarluaskan oleh BEM SI melalui laman Instagram resminya.
Di mana dalam seruan tersebut, bertuliskan kalau BEM SI mengajak mahasiswa untuk menggeruduk rumah rakyat dalam hal ini DPR RI.
"Geruduk Rumah Rakyat Aliansi BEM SI kembali akan menggelar aksi massa yang akan dilaksanakan pada Senin (11/4/2022) pukul 10.00 WIB sampai memang lokasi DPR RI," tulis laman Instagram BEM SI.
Dalam poster tersebut, ada 4 tuntutan yang disampaikan.
Tuntutan bakal disampaikan kepada wakil rakyat, bukan kepada Presiden Jokowi.
Berikut 4 tuntutan BEM SI sebagaimana dikutip dari akun Instagram resmi BEM SI:
1. Mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai.
2. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022.
3. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode.
4. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden yang sampai saat ini belum terjawab.
Koordinator BEM Seluruh Indonesia (BEM SI), Kaharuddin buka suara jelang aksi demonstrasi 11 April 2022.
Kaharuddin mengatakan saat ini sejumlah mahasiswa dari Riau yang akan mengikuti demo 11 April 2022 sudah berada di Jakarta.
"Kami sejumlah mahasiswa dari Riau sudah bergabung di Jakarta, untuk aksi yang rencananya Senin (11/4/2022) besok," kata Kaharudin, dikutip dari TribunPekanbaru, Minggu (10/4/2022).