Wanita Menopause Perlu Tahu, Mereka yang Rutin Lakukan Ini Rendah Terkena Osteoporosis
Wanita menopuase yang rutin melakukan olahraga akan rendah terkena osteoporosis
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Makin banyak wanita dengan usia harapan hidup hingga 79 tahun mendorong kemungkinan penderita osteoporosis juga makin meningkat. Dikutip dari laman resmi Unpad, penyakit osteoporosis pada wanita menopause akan menyebabkan menurunnya kualitas hidup hingga dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Vita Murniati Tarawan, dr., Sp.OG., M.Kes., AIFO, S.H., menjelaskan, osteoporosis pada wanita menopause dihasilkan dari resorpsi tulang yang berlebihan dibandingkan pembentukan tulang.
Berhentinya haid secara permanen akan menurunkan fungsi folikel dan menurunkan hormon estrogen (estradiol).
Baca juga: Orang yang Miliki Kebiasaan Ini Ternyata Rentan Terkena Osteoporosis, Ini Penyebabnya
“Hormon estrogen ini berperan menjaga keseimbang resorpsi dan pembentukan tulang,” kata Prof.
Vita saat membacakan orasi ilmiahnya berjudul “Hubungan Kadar Estradiol, Interleukin-6, dan Insulin-Like Growth Factor-I Serum dengan Densitas Tulang Pada Wanita Menopause yang Berolahraga Teratur dan Berolahraga Tidak Teratur: Suatu Studi Mengenai Patogenesis dan Uji Diagnostik”. Prof.
Vita memaparkan, hormon estrogen berfungsi mencegah keropos tulang dengan mengurangi produksi sitokin proinflamatori seperti interleukin-1, interleukin-6 (IL-6), dan tumor necrosis factor alpha oleh sumsum tulang dan sel tulang. Selain penurunan hormon estrogen, hormon lain yang juga akan menurun seiring bertambahnya usia, yaitu insulin-like growth factor-I (IGF-I). Hormon IGF-I tersebut akan mempengaruhi penurunan densitas tulang.
Penurunan dari IGF-I akan memberikan efek yang merugikan pada otot, tulang, fungsi jantung dan kognisi.
Baca juga: Banyak Menyerang Kaum Wanita, Jamur Ini Bisa Mengurangi Risiko Osteoporosis
“Proses osteoporosis dapat diperlambat dan diobati dengan berolahraga. Olahraga penting dalam osteogenesis fisiologis tulang,” kata Prof. Vita.
Dalam risetnya, Prof. Vita membandingkan perbedaan hubungan, faktor risiko, deteksi dini, dan peluang kadar estradiol, IL-6, IGF-I serum terhadap kepadatan (densitas) tulang pada wanita menopause yang berolahraga teratur dengan yang berolahraga tidak teratur.
Menurutnya, pemeriksaan kadar estradiol, IL-6, dan IGF-I serum ini merupakan yang paling sensitif, sehingga dapat digunakan sebagai alat uji diagnostik dalam mendiagnosis osteoporosis.
“Untuk menurunkan angka kejadian osteoporosis, maka penyakit ini harus diketahui sedini mungkin,” ujarnya.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pemeriksaan hormonal dan sitokin.
Pemeriksaan hormonal yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar estradiol serum dan kadar IGF-I serum, sedangkan pemeriksaan sitokin yang dilakukan adalah pemeriksaan kadar IL-6 serum.
Baca juga: Cegah Osteoporosis, Diabetes hingga Kurangi Insomnia, Ini Manfaat dan Cara Mengkonsumsi Petai Cina
Melalui analisis regresi logistik ganda hubungan secara simultan antara kadar estradiol, IL-6, IGF-I, dan olahraga teratur, ditemukan bahwa wanita menopause yang berolahraga tidak teratur memiliki risiko terjadinya osteoporosis 4,67 kali lebih besar dibadingkan dengan wanita menopause yang berolaharaga teratur.
Secara detail, wanita menopause yang berolahraga teratur dengan kadar estradiol lebih dari 16,38 pg/mL, kadar IL-6 kurang atau sama dengan 1,661 ng/mL, dan kadar IGF-I lebih dari 69 ng/mL mempunyai peluang terjadinya osteoporosis sebesar 16,3%,