Bupati, Dandim, Kapolres dan Pejabat Masak di Tungku Ramaikan Tradisi Gembrong Liwet di Sumedang
Ramai suasana tradisi Gembrong Liwet di Desa Citali, Pamulihan, Sumedang, Kamis (31/3/2022). Wangi masakan berkelindan dengan sejuk udar
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Ramai suasana tradisi Gembrong Liwet di Desa Citali, Pamulihan, Sumedang, Kamis (31/3/2022). Wangi masakan berkelindan dengan sejuk udara pegunungan.
Ada lelaki dengan ikat kepala barangbang semplak berjongkok di depan tungku.
Hal tak lazim, karena memasak kebanyakan dilakukan perempuan.
Ternyata, dia bukan lelaki sembarangan, dialah Erwan Setiawan, Wakil Bupati Sumedang yang turut serta memasak bersama ibu-ibu peserta gembrong liwet.
Dia bercengkerama bersama warga. Tampak tak ada sekat antara rakyat dan pejabat.
"Ini saya masak tempe," kata Wabup.
Di sudut lain, ada Ketua Komisi I DPRD Jawa Barat, Bedi Budiman menggoreng ikan asin. Ikan yang sudah matan diangkatnya menggunakan cungkil ke atas nampan.
Gembrong liwet adalah tradisi tahunan warga Citali menyambut bulan suci Ramadan. Tahun ini, adalah ketujuh kali tradisi ini dilaksanakan.
Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir juga hadir menyapa warga. Dia bercengkerama meminta nampan bambu yang sudah berisi nasi liwet lengkap dengan lauknya untuk dia bawa pergi.
"Silakan, Pak," kata warga.
Baca juga: Tradisi Gembrong Liwet, Kemeriahan Warga Citali Sumedang Menyambut Bulan Ramadan
Bupati kemudian menyimpan lagi nampan itu sambil tertawa dan beranjak berkeliling area kembali.
Dandim 0610 Sumedang, Letkol Inf Zaenal Mustofa adalah yang paling serius memasak. Dia berada di tungku yang di atasnya digoreng ayam.
"Yang matang ya Pak," kata warga.
Dandim menimpalinya dengan berkata bahwa dia sudah sangat terbiasa dengan masak-memasak.
"Sudah biasa masak di rumah," katanya.
Dia mengatakan tak ada kesulitan memasak di tungku.
Lagi pula, tungkunya memang sudah menyala sejak awal.
"Ini kegiatan yang keren sekali di mana masyarakat dan aparat juga pemerintah, guyub,"
"Pertahankan terus sebab dari sini bisa terjalin komunikasi yang baik antar semua elemen," katanya.
Kapolres Sumedang, AKBP Eko Prasetyo Robbyanto juga tak ketinggalan. Dia memasak tempe di atas wajan dengan minyak goreng yang penuh.
"Masak mumpun masih ada minyak goreng. Nanti kalau sudah puasa, masak siang-siang mungkin dicurigai," katanya.
Dia sangat mengapresiasi gembrong liwet. Menurutnya, budaya guyub seperti inilah yang membuat situasi selalu kondusif.
"Tapi jangan lupa prokes," kata Kapolres. (*)