Permintaan Beras Organik Asal Indramayu Terus Naik Hingga Ratusan Ton Per Bulan
Permintaan beras organik ke Kabupaten Indramayu datang dari berbagai wilayah, termasuk dari daerah Yogyakarta.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU- Permintaan beras organik dari Kecamatan Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu, terus meningkat.
Dalam sebulan, permintaan beras organik dari daerah lain bahkan bisa mencapai 200 ton.
Karena itu, para petani di wilayah tersebut berkeinginan untuk semakin memperluas areal penanaman padi organik dari yang saat ini 5 hektare menjadi 47 hektare.
"Diawali dengan para pengurus kelompok tani yang ada di Kecamatan Kedokanbunder terlebih dahulu," kata Kordinator Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Kedokanbunder, Oyot, saat melakukan panen raya padi organik, Rabu (30/3/2022).
Oyot menyampaikan, luasan tanaman padi organik di Kecamatan Kedokan Bunder baru terealisasikan di Desa Jayalaksana seluas 2 hektare dan Desa Kedokan Bunder seluas 3 hektare.
Baca juga: Paprika Organik dan Beras Orisa di Gekbrong Cianjur Jadi Pemicu Lahirnya Penghargaan
Jika areal tanam bisa semakin luas, pihaknya meyakini bakal berdampak pada semakin sejahteranya para petani.
Selain permintaan yang tinggi, beras organik juga memiliki harga yang lebih mahal dibanding beras pada umumnya karena diolah tanpa menggunakan pupuk kimia.
Harga beras organik bisa mencapai harga Rp 17 ribu sampai dengan Rp 20 ribu per kilogram.
Camat Kedokanbunder, Atang Suwandi, mengatakan peluang pemasaran beras organik ini pun sangat terbuka lebar.
Ia sangat mendorong agar para petani bisa semakin banyak lagi yang menanam padi organik.
"Permintaanya sangat besar terutama dari luar daerah, namun para petani kita baru memenuhi kebutuhan dalam daerah saja. Secara bertahap kita dorong untuk pengembangan areal sawah untuk ditanami padi organik," ucap dia.
Ketua Kelompok Tani Sri Trusmi Desa Kedokanbunder Wetan, Waklan, mengatakan permintaan beras organik ini datang dari berbagai wilayah, salah satunya dari daerah Yogyakarta.
"Jumlah ini sangat banyak, kami belum bisa memenuhinya padahal ini pasar potensial untuk beras organik," ujarnya.
