5 Sikap dan Pernyataan Kontroversial Dokter Terawan saat Masih Menjadi Menkes, Kini Dipecat IDI
Sebelum dicopot, Terawan sempat menyampaikan sejumlah pernyataan kontroversial terutama terkait dengan penanganan pandemi Covid-19.
Padahal, ketika itu sejumlah pakar dan epidemiolog turut mempertanyakan kemungkinan Covid-19 masuk ke Indonesia tetapi tidak terdeteksi oleh pemerintah.
Baca juga: Soal Pemecatan Dokter Terawan dari IDI, Anggota DPR RI Heran, Harusnya Vaksin Nusantara Diapresiasi
2. Polemik masker
Pada 15 Februari 2020, Terawan kembali menyampaikan pernyataan kontroversial saat menanggapi melambungnya harga masker.
Menurut dia, lonjakan harga masker karena diburu masyarakat setelah munculnya virus corona.
Terawan pun justru menyalahkan orang-orang yang membeli masker.
"Salahmu sendiri kok beli ya," kata Terawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, 15 Februari 2020.
Lantas pada 2 Maret 2020, Terawan kembali menyampaikan pernyataan terkait masker.
Dia menilai orang yang sehat tidak perlu menggunakan masker untuk mengantisipasi virus.
Saat itu Terawan sempat mempertanyakan para wartawan yang menggunakan masker dalam jumpa pers di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso.
"Kok semua pakai masker? Kalau sakit, pakai masker. Kalau sehat, ya, enggak usah, mengurangi oksigen tubuh," kata Terawan.
Menurut Terawan, pernyataannya saat itu sesuai dengan anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Akan tetapi, WHO lantas merevisi anjuran itu setelah menetapkan status pandemi Covid-19 dan mewajibkan setiap orang untuk mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah.
3. Kekuatan doa
Terawan melontarkan pernyataan kontroversial menanggapi para pakar dari dalam negeri yang mempertanyakan soal upaya deteksi virus corona (Covid-19) oleh pemerintah pada 2020.
Sebab saat itu sejumlah negara sudah mengonfirmasi temuan kasus infeksi.
Terawan saat itu menyatakan kekuatan doa menjadi penyebab virus corona tak masuk ke Indonesia.
"Kita ini negara yang Berketuhanan Yang Maha Esa, apa pun agamanya selama kita berpegang teguh pada Pancasila, doa itu menjadi hal yang harus utama."