Jembatan Gantung Ambruk

Rencana Diresmikan Senin Nanti, Jembatan Gantung Leuwi Nutug Malah Sudah Ambruk

Jembatan gantung Leuwi Nutug yang melintas di atas Sungai Cileueur itu, ucapnya, dibangun memakai dana bantuan keuangan dari Provinsi Jabar Rp 319 jut

Penulis: Andri M Dani | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar / Andri M Dani
Jembatan gantung roboh saat 40-an santri Pesantren Al Huda Turalak Desa Sukamaju Kecamatan Baregbeg Ciamis berfoto selfie, Jumat (25/3/2022). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani

TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS- Kades Sukamaju Baregbeg Ciamis, Dede Rahman, menyebutkan sebenarnya jembatan gantung Leuwi Nutug di Kampung Turalak RT 01/02 rencananya diresmikan Senin (28/3/2022).

Sayangnya, jembatan gantunb Leuwi Nutug itu ambruk pada Jumat (25/3/2022) pukul 10.00 gara-gara puluhan santri ramai-ramai selfi.

“Pembangunannya (jembatan gantung Leuwi Nutug) sudah selesai, tapi belum dipakai. Rencananya akan diresmikan Senin (28/3) lusa. Nggak nyangka, malah ambruk hari ini,”  ujar Dede Rahman kepada Tribun Jabar, Jumat (25/3/2022).

Sebenarnya, ucap Dede Rahman, ia sudah menugaskan Kaur Ekbang untuk mendampingi anggota BPD mengaudit kondisi jembatan gantung Turalak yang baru selasai dibangun tersebut.

Langkah audit tersebut sebagai bagian persiapan untuk rencana peresmian penggunaan jembatan Senin (28/3) lusa.

Baca juga: Jembatan Gantung Berbiaya Rp 319 Juta Ini Belum Diresmikan, Putus Talinya Akibat Terbebani Santri

“Tadi siang itu (Jumat, 25/3), saya sudah menugaskan Kaur Ekbang untuk melakukan audit bersama BPD. Begitu sampai di jembatan, ada kejadian tersebut. Puluhan santri berjatuhan ke sungai, jembatan ambruk,” katanya.

Jembatan gantung Leuwi Nutug yang melintas di atas Sungai Cileueur itu, ucapnya, dibangun memakai dana bantuan keuangan dari Provinsi Jabar sebesar Rp 319.036.000 yang dikerjakan secara swakelola oleh desa sejak dua bulan lalu.

“Pembangunan fisik jembatan baru saja selesai. Panjangnya 35 meter, lebar 1,5 meter dengan ketinggian 3 meter di atas  permukaan air,” ujar Dede..

Meski pembangunan jembatan baru saja selesai dan prasastinya sudah dipasang, namun badan jembatan belum boleh dilewati.

“Belum digunakan, masih dipasang bambu tanda dilarang lewat. Rencana diresmikan hari Senin (28/3) menunggu hasil audit dulu,” katanya.

Baca juga: PENAMPAKAN Jembatan Gantung Setinggi 3 Meter Roboh saat 40 Santri di Ciamis Berfoto Selfie

Menurut Dede, gagasan awal pembangunan Jembatan Gantung Leuwi Nutug di atas Sungai Cileueur tersebut untuk menghubungkan Kampung Turalak Dusun Desa dengan Dusun Bangunsirna.

Tidak hanya sebagai jembatan produksi guna memudahkan warga kedua kampung menuju lahan garapannya sehingga tidak perlu lagi menyeberang sungai.

“Sekaligus untuk memudahkan warga Dusun Bangunsirna bila hendak ke Balai Desa (Sukamaju). Tidak perlu lagi memutar jauh ke Desa Utama Cijeungjing. Makanya dibangunlah jembatan pintas ini, rencananya juga bisa dilewati sepeda motor,” ujar Dede Rahman.

Karena jembatan gantung Leuwi Nutug tersebut berada di pelosok kampung, bangunan jembatan dibuat warna warni, termasuk papan bantalannya sebagai daya tarik untuk yang melintas berfoto selfi .

Tidak disangka, akibat daya tarik untuk berfoto selfi tersebut, malapetaka pun terjadi Jumat (25/3) siang, jembatan gantung Leuwi Nutug yang baru selesai dibangun tersebut ambruk sebelum digunakan.

Puluhan santri yang berjajar di badan jembatan untuk berfoto selfi membuat bangunan jembatan keberatan beban. Besi pengait kawat sekling terlepas tetapi tidak putus.

Baca juga: BREAKING NEWS, Jembatan Gantung Roboh Puluhan Santri di Ciamis Jatuh ke Sungai Hingga Patah tulang

Akibatnya, rentangan kawat sekling penyangga jembatan sebelah kiri terlepas, puluhan santri yang berjajar sekaligus tumpah menghambur masuk sungai. Terjun dari ketinggian 3 meter.

“Kami belum tahu berapa kapasitas orang yang bisa lewat sekaligus. Makanya tadi itu diaudit dulu, tetapi jembatannya sudah keburu ambruk,” katanya.

Bila nanti kondisi jembatan gantung sudah diperbaiki lagi menurut Dede, kejadian serupa jangan sampai terulang. Sehingga harus ada pembatasan jumlah orang yang  melintas sekaligus.

“Harus ada yang menjaga jembatan bila sudah diperbaiki nanti. Juga harus ada kajian teknis, apakah nanti sepeda motor diperbolehkan lewat atau tidak. Kalau boleh, bagaimana teknisnya. Lewatnya bergantian atau bisa sekaligus berapa motor. Pokoknya kejadian serupa jangan terulang kembali,” ujar Dede.

Tidak terbayangkan kalau saat puluhan santri jatuh tumpah dari jembatan saat selfi Jumat siang itu arus Sungai Cileueur sedang deras.

Beruntung, pada Jumat (25/3) sekitar pukul 10.00 tersebut, arus Sungai Cileueur tidak terlalu deras dan hujan tidak turun mengguyur (andri m dani)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved