Ramadan 1443 H
Empat Golongan yang Diperbolehkan Tidak Berpuasa di Bulan Ramadan, Ini Penjelasannya
Puasa adalah hal yang wajib dilakukan bagi seluruh Muslim di Dunia. Namun, terdapat beberapa golongan yang diperbolehkan tidak berpuasa.
Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: taufik ismail
Adapun yang menjadi penentu apakah musafir boleh atau tidak berpuasa dapat dilihat dari tiga kondisi, yaitu:
- Jika dengan berpuasa akan menyulitkan untuk melakukan hal-hal baik ketika itu, maka lebih utama untuk tidak puasa.
- Jika tidak memberatkan untuk puasa, dan tidak menyulitkan melakukan hal kebaikan, maka lebih utama untuk puasa.
Alasannya, karena lebih cepat terlepasnya beban kewajiban dan lebih mudah berpuasa dengan orang banyak daripada sendirian.
- Jika dengan puasa malah akan membinasakan diri sendiri, maka wajib tidak puasa.
3. Orang Tua
Orang tua diperbolehkan untuk tidak puasa.
Mereka bisa mengganti puasanya dengan membayar fidyah.
Hal tersebut tertuang dalam firman Allah SWT:
"Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin." (QS. Al Baqarah: 184).
Baca juga: 7 Takjil Khas Sunda Cocok untuk Buka Puasa Ramadhan 2022, Lengkap Dengan Cara Membuatnya
4. Wanita hamil dan menyusui
Wanita yang sedang hamil dan menyusui diperbolehkan untuk tidak puasa di Bulan Ramadan.
Asy Syairozi, salah seorang ulama Syafi'i, berkata, "Jika wanita hamil dan menyusui khawatir pada diri mereka sendiri, maka mereka boleh tidak puasa, dan punya kewajiban qadha' tanpa ada kafarah. Keadaan mereka seperti orang sakit. Jika keduanya khawatir pada anaknya, maka keduanya tetap menunaikan qadha', namun dalam hal kafarah ada tiga pendapat."
Selain itu, Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin juga berkata, "Lebih tepat wanita hamil dan menyusui dimisalkan seperti orang sakit dan musafir yang mempunyai kewajiban qadha' saja (tanpa fidyah).
Oleh karena itu, ibu hamil dan menyusui harus mengganti puasanya di hari lain, seperti dalam ayat berikut: