Cerita Luhut Binsar Sampai Keluar Ucapan Keras ke Elon Musk, Mendikte Indonesia Saat Mau Investasi

Menko Marinves Luhut Binsar Pandjaitan bercerita pengalamannya mengultimatum Tesla, produsen mobil listrik.

Editor: Mega Nugraha
Elon Musk tercatat sebagai orang terkaya di jagat raya ini. CEO produsen mobil listrik Tesla itu mengambil alih posisi CEO Amazon, Jeff Bezos. (Hypebeast) 

Cerita Ditegur Dubes AS

Luhut Binsar Pandjaitan juga mengaku pernah ditegur oleh Pemerintah Amerika Serikat. Sebab, Pemerintah Indonesia menghilangkan produk AS dalam e-katalog pemerintah.

Hal itu dirasa merugikan ekspor Negeri Paman Sam. Luhut kemudian menjawab bahwa hal itu dilakukan karena mencontoh AS.

"Memang saya pernah dikritik oleh Pemerintahan Amerika, dubesnya (AS) datang ke saya dengan timnya mengatakan, 'Kenapa Mister Luhut, banyak produk kami dicabut dari e-katalog?'," kata Luhut dikutip dari Kompas TV.

Ia bilang, banyak negara maju sejatinya tidak akan mau membantu negara berkembang menjadi setara dengan mereka.

Itu sebabnya, jangan pernah berharap negara lain akan membantu mewujudkan ekonomi Indonesia bisa melesat.
"Jadi apa yang mau saya katakan kepada kita semua, bangsa ini kalau mau jadi bangsa maju jangan pernah bermimpi bangsa maju itu mendorong negara berkembang seperti kita untuk menjadi negara maju. Jangan pernah bermimpi. Kita yang harus membuat negara kita ini maju," tutur Luhut.

Menurut mantan Dubes Indonesia untuk Singapura itu, hal yang bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi adalah dengan mengurangi impor dan menggunakan sebanyak-banyaknya produk lokal melalui e-katalog.

"Kita coba perbaikin sana sini, sana sini, kungfu kiri kanan enggak beres-beres. Saya lapor ke Bapak Presiden, mesti ada reform mengenai e-katalog," ucap Luhut.

"Karena ada Rp 1.170 triliun (dana APBN) dan tiap tahun angka itu naik. Ini yang menjadi masalah. Padahal, kalau kita belanjakan itu dalam negeri akan menciptakan dampak luar biasa," sambung dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Luhut Tolak Didikte Tesla: Indonesia Bukan Republik Pisang", Klik untuk baca:

Sumber: Kompas
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved