Rusia Serang Ukraina
WAWANCARA EKSKLUSIF Dubes Rusia, Lyudmila Georgievna: Operasi Militer Cegah Perang Dunia Ketiga
Perang dunia ketiga menjadi ancaman nyata bagi dunia menyusul ketegangan militer Rusia dengan Ukraina.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Perang dunia ketiga menjadi ancaman nyata bagi dunia menyusul ketegangan militer Rusia dengan Ukraina. Duta Besar Rusia, Lyudmila Georgievna Vorobieva, mengatakan Rusia tidak berharap perang dunia ketiga betul-betul terjadi.
Operasi militer Rusia, ujarnya, adalah upaya terakhir untuk mencegah perang yang lebih besar terjadi.
Berikut lanjutan petikan wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, dengan Vorobieva di kediaman dinasnya di Jakarta, belum lama ini.
Apa opini Anda mengenai demonstrasi yang dilakukan masyarakat Rusia yang meminta stop war?
Itu adalah reaksi normal yang dilakukan setiap orang. Perang merupakan tragedi. Masyarakat Rusia memahami peperangan melanggar hukum global.
Setiap keluarga menjadi korban dari perang. Tentu saja, orang memiliki hak untuk mengekspresikan perasaan mereka, tetapi saya dapat meyakinkan mayoritas orang Rusia mendukung Presiden Putin. Itu karena kami menginginkan perdamaian.
Kami ingin hidup damai dan menjaga stabilitas dengan negara tetangga yang baik. Kami tidak ingin orang Ukraina melihat Rusia sebagai musuh. Ini tidak normal apalagi kalau harus terjadi selamanya. Namun, jika Anda ingin menyalahkan seseorang atas apa yang terjadi, Anda harus menyalahkan Washington, Brussel, dan Kiev, yang melakukannya.
Negara Barat tidak ada upaya untuk mengubah Ukraina menjadi lebih baik. Mereka ingin Ukraina, seperti kata Presiden Putin, menjadi anti-Rusia.
Baca juga: Dampak Invasi Rusia ke Ukraina, Para Turis Rusia Tak Bisa Ambil Uang dan Pakai Kartu Kredit di Bali
Apa yang pemerintah Rusia harapkan dari pemerintah Indonesia untuk membantu menyelesaikan konflik ini?
Kami melihat Indonesia sebagai teman baik sejak lama. Kita mempunyai hubungan tradisional yang bagus sejak rezim Presiden Soekarno. Bahkan lagu Rayuan Pulau Kelapa di-translate menggunakan bahasa Rusia.
Saat Presiden Soekarno mengunjungi Rusia, lagu Rayuan Pulau Kelapa menjadi soundtrack dari documentary kunjungan kerja beliau.
Itulah sebabnya orang-orang Rusia mengetahui betul isi soal lagu tersebut. Kondisi itu mencerminkan sentimen sangat hangat yang dimiliki orang-orang Rusia terhadap Asia, dan tentu saja, kami berharap situasi ini tidak akan mempengaruhi hubungan baik ini. Kami selalu melihat tren positif hubungan Rusia dengan Indonesia apalagi perdagangan kami tumbuh hingga 40 persen.
Bagaimana reaksi pemerintah Rusia menghadapi sanksi ekonomi dari negara-negara Barat?
Kami memiliki tingkat ketahanan cukup tinggi untuk menghadapi sanksi ekonomi dari negara barat. Bahkan kami sudah menerima sanksi tersebut sejak 2014. Presiden Obama pernah mengatakan ekonomi kami akan lebih baik.
Tetapi hal itu tidak pernah terjadi. Tahun lalu di masa pandemi ekonomi kami berdasarkan gross domestic product (GDP) sebesar empat persen. Tentu saja, kami pikir sanksi yang diberikan mereka itu tidak sah.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/duta-besar-rusia-untuk-indonesia-lyudmila-georgievna-vorobieva.jpg)