SIMAK Lima Kuliner Khas Jabar, Dari Empal Gentong Cirebon sampai Moci di Sukabumi
Lima kuliner khas Jabar ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Pemprov Jabar. Mulai dari empal gentong hingga galendo.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Mega Nugraha
Daging kerbau digunakan karena ada pengaruh agama Hindu dari India, yang melarang penyembelihan sapi. Masakan kaya rempah seperti Arab, India dan Indonesia, kemudian jeroan ternak yang biasa ditemukan dalam kuliner China.
Soal rasa, empal gentong ini rasanya juara. Irisan daging, jeroan, hati yang ditambah kuah kuning menjadi teman mesra dari nasi. Rasanya, gurih asin dan sedikit pedas oleh sambal adalah rasa dari kuliner ini dan akan lebih nikmat jika disantap hangat-hangat.
Saking populernya kuliner ini, traveler tidak akan kesulitan untuk menemukan warung Empal Gentong di wilayah Kota Cirebon.
Berkunjung ke Kabupaten Ciamis tidak lengkap rasanya kalau pulang tanpa membawa galendo. Kuliner yang terbuat dari saripati minyak kelapa ini rasanya manis dan gurih di mulut. Galendo bisa disantap langsung atau jadi campuran masakan khas Ciamis lainnya seperti dage atau colok gebrug.
Proses pembuatan galendo memakan waktu yang cukup lama, semula ratusan butir kelapa dikupas dan diparut menggunakan mesin. Hasil parutan kemudian disaring dan diambil saripatinya. Saripati tersebut kemudian diendapkan beberapa jam.
Setelah diendapkan, saripati tersebut kemudian dimasakan dengan menggunakan tungku yang bahan bakarnya berasal dari sabut atau batok kelapa. Perlu stamina ekstra di sini, sebab proses memasakan memakan waktu empat jam dan saripati tersebut harus terus diaduk agar tak gosong.
Proses itu untuk memisahkan saripati dan minyak kelapa. Galendo yang telah terpisah dari minyak, kemudian dikeringkan untuk memastikan minyaknya benar-benar hilang. Setelah itu galendo baru bisa disajikan.
Saat ini, banyak toko cinderamata di Ciamis yang menjajakan galendo, baik dalam bentuk batang atau pun bubuk.
Kenyal, manis, dan lembut di mulut. Tiga kata itu menggambarkan sensasi menyantap kue moci. Kue dari beras ketan seukuran kelereng ini menjadi salah satu kuliner dan buah tangan dari Kota Sukabumi.
Moci sendiri merupakan makanan dari Jepang. Konon, Moci di Sukabumi hadir pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Ketika itu, banyak keluarga di Sukabumi yang bekerja pada keluarga Jepang, sehingga menyerap ilmu membuat kue moci.
Tetapi beberapa sumber sejarah lain, Moci di Sukabumi pertama kali dikenalkan oleh orang-orang keturunan Tionghoa pada tahun 1960-an. Saat itu, mereka tidak diperkenankan bekerja oleh pemerintah sehingga membuat moci untuk menyambung nyawa.
Terlepas dari sejarah asal-usulnya, saat ini moci menjelma menjadi oleh-oleh paling mahsyur dari Sukabumi. Seiring berjalannya waktu kulit moci dan isiannya berkembang. Tak hanya isian kacang, tetapi mulai beragam seperti cokelat, pandan, selai stroberi, krim teh hijau hingga keju.
5. Dodol Ketan Kasepuhan Banten Kidul