SIMAK Lima Kuliner Khas Jabar, Dari Empal Gentong Cirebon sampai Moci di Sukabumi
Lima kuliner khas Jabar ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Pemprov Jabar. Mulai dari empal gentong hingga galendo.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Mega Nugraha
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Lima kuliner khas Jabar ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Pemprov Jabar.
Lima kuliner khas Jabar itu mulai dari empal gentong hingga dodol ketan Kasepuhan Banten Kidul. Lantas bagaimanakah keunikan tersendiri pada lima macam kuliner Jawa Barat ini, berikut ulasannya.
1. Bubur Suro khas Cirebon
Bubur suro adalah kuliner istimewa yang biasa tersaji saat upacara selamatan, khususnya saat memasuki Tahun Baru Islam yang jatuh pada 1 Muharram dalam kalender Hijriah atau tanggal 10 Suro dalam penanggalan Jawa.
Dilansir dari laman disbudpar.cirebonkota.go.id, bubur suro terbuat dari bubur beras, santan kelapa, dan lauk pauk. Lauk pauknya seperti sambal goreng, dendeng daging sapi suwir, ayam suwir, ikan asin jambal, ebi, serundeng kuning, kacang tanah goreng, buah delima pretel, buah jerus gede suwir, daung kemangi, dan bahan lainnya.
Selain itu, bubur suro juga disajikan bersama dari aneka hasil bumi, seperti kacang-kacangan, kelapa, umbi-umbian, kelapa, dan buah-buahan. Salah satu filosofinya dari pembuatan bubur suro ini, adalah ajaran agar senantiasa bersyukur dan bersedekah.
Bahan-bahan pembuatan bubur ini berasal dari masyarakat yang sukarela dan diolah di Bangsal Paseban Keraton Kanoman Cirebon. Untuk penyajian, bubur suro ditempatkan di takir, yaitu wadah yang terbuat dari daun klutuk yang dibentuk seperti perahu sebagai pengingat sejarah Nabi Nuh AS.
Biasanya sebelum disajikan, terdapat beberapa upacara adat yang lebih dulu digelar di lingkungan Keraton Kanoman Cirebon.
2. Empal Gentong Cirebon
Empal gentong merupakan sajian nusantara khas Cirebon. Sekilas, kuliner yang masuk dalam WBTB ini mirip dengan gulai. Padahal dari cara dan penyajiannya berbeda.
Dilansir dari laman disbudpar.cirebonkota.go.id, pada awalnya empal gentong dibuat dari daging kerbau. Salah satu keunikannya, daging kerbau tersebut dimasukkan ke dalam gentong yang terbuat dari tanah, kemudian dimasak dengan menggunakan kayu asam.
Laman yang sama menyebutkan, jika empal gentong awalnya diciptakan oleh masyarakat Desa Battembat pada tahun 1950-an. Kala itu, jumlah kerbau ternak di desa itu sangatlah banyak sehingga para wanita desa ditantang untuk menyajikan kuliner enak dari daging kerbau.
Namun lambat laun, bahan dasar empal gentong tak melulu menggunakan daging kerbau. Tetapi, beralih ke daging sapi karena memasuki tahun 1980-an, daging kerbau mulai sulit didapatkan. Para peternak saat itu dikisahkan mulai beralih beternak sapi.
Sumber lainnya, empal gentong sedianya telah hadir sejak abad ke-15 di Cirebon. Kuliner ini merupakan produk akulturasi dari empat budaya, yakni budaya Arab, China, India dan Indonesia. Memang kala itu Cirebon ibarat menjadi mixed pot, atau persinggahan pedagang dari Jalur Sutra.