CATAT! Inilah 3 Ketua Umum Partai yang Usul Pemilu 2024 Ditunda, Dua Partai Ini Tegas Menolak
Usulan Pemilu 2024 ditunda bikin gaduh. Lagi-lagi pengusul ide itu berasal dari Kader PKB yang sebelumnya sempat bikin gaduh soal JHT dan suara azan.
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Usulan Pemilu 2024 ditunda bikin gaduh. Lagi-lagi pengusul ide itu berasal dari Kader PKB yang sebelumnya sempat bikin gaduh soal JHT dan suara azan.
Kali ini, kader PKB yang bikin gaduh soal Pemilu 2024 ditunda adalah Muhaimin Iskandar, akrab disapa Cak Imin, Ketua Umum PKB.
Cak Imin mengatakan, usulan Pemilu 2024 ditunda itu setelah dia menerima pelaku UMKM, pengusaha dan ekonom.
"Dari seluruh masukkan itu saya mengusulkan pemilu 2024 itu ditunda satu atau dua tahun. Agar momentum perbaikan ekonomi ini tidak hilang dan kemudian tidak terjadi freeze (pembekuan ekonomi) untuk mengganti stagnasi selama 2 tahun masa pandemi," ujar Cak Imin dalam leterangannya, Rabu 23 Februari 2022.
Buka sehari dua hari atau sebulan dua bulan usulan Pemilu 2024 itu diusulkan oleh Cak Imin.
"Ya setahunlah, maksimal dua tahun," kata dia.
Setali tiga uang, PAN juga jadi partau yang mengusulkan Pemilu 2024 ditunda. Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan mengungkap alasan kenapa Pemilu 2024 harus ditunda.
Pertama, pandemi Covid-19 yang belum berkahir, memerlukan perhatian dan keseriusan untuk menanganinya. Kedua, terkait pertumbuhan ekonomi yang belum membaik.
"Perekonomian yang belum membaik, pertumbuhan kita rata-rata masih 3 persen sampai 3,5 persen, situasi masyarakat yang kehilangan pekerjaan, usaha-usaha yang belum kembali pulih secara utuh secara sempurna. Itu alasan kedua yang kita ikuti," kata Zulhas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (25/2/2022).
Alasan ketiga, perkembangan global terkini, terutama konflik antara Rusia dan Ukraina yang mengakibatkan harga minyak dunia meningkat.
Keempat, Pemilu 2024 membutuhkan biaya yang lebih besar dibanding pemilu-pemilu sebelumnya.
Alasan kelima, keberlangsungan program-program untuk pembangunan terhambat karena adanya pandemi ini.
Alasan terakhir, merujuk pada survei terakhir Litbang Kompas, kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo-mencapai angka tertinggi di angka 73,9 persen.
"Oleh karenanya berbagai pertimbangan itu dan masukan-masukan dari masyarakat, berbagai kalangan, kami memutuskan setuju pemilu diundur," ucapnya.