Konflik Rusia-Ukraina, Putin Perintahkan Para Jenderalnya Siapkan Senjata Pamungkas, Nuklir

Perkembangan negatif itu antara lain, Presiden Rusia Vladimir Putin sudah memerintahkan persiapan senjata nuklirnya.

Penulis: Adi Sasono | Editor: Seli Andina Miranti
Vladimir Putin, Presiden Rusia. Rusia menganggap Amerika Serikat dan Republik Ceko sebagai negara yang tidak bersahabat. (AFP PHOTO/MIKHAIL KLIMENTYEV) 

TRIBUNJABAR.ID - Kesepakatan Rusia - Ukraina untuk berunding tanpa prasyarat di Belarusia bisa titik terang untuk berakhirnya perang itu.

Namun, bisa jadi perundingan itu bisa berlalu begitu saja, karena di sisi lain muncul perkembangan yang menjurus ke arah perang yang lebih mengerikan.

Perkembangan negatif itu antara lain, Presiden Rusia Vladimir Putin sudah memerintahkan persiapan senjata nuklirnya.

Selain itu, Putin juga memerintahkan konvoi ribuan tank dan pasukan menuju Kiev yang hingga kini masih bertahan dari gempuran.

Baca juga: Presiden Rusia Putin Minta Menterinya Siagakan Senjata Nuklir, Ini Reaksi Amerika

Di sisi lain, Uni Eropa juga mengeluarkan paket sanksi terbaru, antara lain menutup wilayah udaranya dari pesawat Rusia dan melarang media propaganda Rusia Russia Today dan Sputnik.

Soal perundingan di Belarusia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui sudah berbicara langsung dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

Menurut Zelensky, Lukashenko menjamin tentara dan pesawat Belarusia tidak akan digerakkan selama kedua delegasi berangkat, bicara sampai kembali."

Saya sendiri tidak terlalu berharap pada hasil pertemuan itu, tetapi biarlah mereka mencoba. Setidaknya, nanti tidak ada satupun rakyat Ukraina yang menyebut saya tidak berupaya menghentikan perang," kata Zelensky.

Ancaman Nuklir

Sanksi terbaru dari Uni Eropa yaitu menutup semua wilayah udaranya untuk pesawat Rusia langsung dijawab Putin dengan menyiagakan senjata nuklirnya.

Televisi Rusia menyiarkan pertemuan Putin dengan menteri pertahanan dan para kepala staf militer. Di situ Putin memerintahkan mereka untuk menyiagakan senjata nuklir.

Baca juga: China Sebut Sanksi ke Rusia dari Negara Barat Saat Operasi Militer di Ukraina Tak Selesaikan Masalah

"Negara barat tidak hanya mengambil tindakan bermusuhan terhadap negara kita di bidang ekonomi, tetapi para pemimpin NATO juga membuat pernyataan yang agresif soal negara kita," kata Putin.

Selama ini senjata nuklir hanya menjadi faktor deteren, yaitu membuat negara-negara pemilik senjata nuklir menahan diri untuk tidak menggunakannya, karena akan memicu perang nuklir yang sangat destruktif.

Deterensi adalah strategi untuk mencegah musuh mengambil tindakan yang belum dimulai, atau mencegah musuh melakukan sesuatu yang diharapkan negara lain.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved