BOR Covid-19 di 24 Rumah Sakit di Bandung Raya Terisi Lebih dari 50 Persen, Tertinggi di RS Ini

BOR Covid-19 di Bandung Raya kini mencapai 58,79 persen atau terisi 1.210 tempat tidur dari 2.058 tempat tidur yang tersedia.

ISTIMEWA
ilustrasi covid 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) perawatan pasien Covid-19 di Bandung Raya kini menjadi yang tertinggi di Jawa Barat. Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar) per 20 Februari 2022 mencatat BOR Covid-19 di Bandung Raya kini mencapai 58,79 persen atau terisi 1.210 tempat tidur dari 2.058 tempat tidur yang tersedia.

Kemudian yang memiliki BOR Covid-19 kedua tertinggi adalah Bodebek memiliki BOR 54,21 persen atau terisi 3.173 dari 5.853 tempat tidur, lalu Ciayumajakuning dengan BOR 43,17 persen atau 550 terisi dari 1.274 tempat tidur.

Pikobar yang merujuk pada data Kementerian Kesehatan RI ini mencatat rumah sakit dengan BOR Covid-19 tertinggi di Kota Bandung adalah RSUP Hasan Sadikin Bandung dengan 97,89 persen, atau terisi 97 dari kapasitas 99 tempat tidur.

Kemudian RSU Al Islam dengan BOR Covid-19 93,24 persen atau 69 dari 74 tempat tidur terisi.

Baca juga: Ombudsman Jabar Soroti Kota Bandung Bandung yang Banyak PR, Termasuk Penanggulangan Covid-19

RS Santosa Kopo dan Bandung masing-masing memiliki BOR 90 persen dari kapasitas 40 dan 60 tempat tidur, lalu RSU Immanuel memiliki BOR Covid-19 sebanyak 79,76 persen atau 67 dari 84 terisi.

Selanjutnya rumah sakit yang memiliki BOR Covid-19 antara 50 persen sampai 79 persen adalah RSKIA Bandung, RS Hermina Pasteur, RS Sartika Asih, RS Pindad, RS Muhammadiyah, RS Santo Yusup, RS Kebon Jati, RS Humana Prima, RS Salamun, RS Advent, dan RS Rotinsulu.

Di Kota Cimahi, RSU Mitra Kasih memiliki BOR 79,17 persen (57 dari 72 tempat tidur terisi), RSUD Cibabat 68,63 persen (35 dari 51 terisi), dan RS Dustira 61,74 persen (163 dari 264 tempat tidur terisi).

Di Kabupaten Bandung, RSUD Al Ihsan 54 persen terisi (45 dari 82 tempat tidur), RSUD Soreang 93,75 terisi (15 dari 16 tempat tidur), RSUD Majalaya 72,22 persen terisi (13 dari 18 tempat tidur), dan RSUD Cicalengka 25 persen (8 dari 32 tempat tidur).

Sedangkan di RS Cahya Kawaluyaan 79,17 persen terisi (19 dari 24 tempat tidur) dan RSUD Sumedang 18,92 persen (21 dari 111 tempat tidur terisi.

Sebelummya diberitakan, BOR Covid-19 di Jabar terus meningkat sampai 45,57 persen per 20 Februari 2022, atau terisi 6.170 dari total 12.703 tempat tidur di 344 tempat tidur yang tersedia.

Namun demikian, keterisian rumah sakit di Jabar ini tidak setinggi saat varian Delta merebak pertengahan tahun lalu.

Sebelumnya sempat menembus 91,6 persen pada 28 Juni 2021, sementara pada 14 Juli 2021 tercatat 83,32 persen dengan rician 15.946 tempat tidur terisi dari 19.138 tempat tidur yang tersedia.

Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat mencatat, keterisian yang paling mengkhawatirkan adalah ruang perawatan intensif untuk pasien bergejala sangat berat yang mencapai 88,17 persen dari 482 tempat tidur.

Sedangkan, BOR kategori hijau atau gejala ringan terisi 44,2 persen dari 6.668 tempat tidur, kategori kuning atau gejala sedang terisi 56,58 persen dari 4.936 tempat tidur, dan kategori merah untuk gejala berat terisi 44,65 persen dari 430 tempat tidur.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Nina Susana Dewi mengatakan sejumlah program prioritas dilakukan Pemda Provinsi Jabar untuk mengantisipasi gelombang ketiga pandemi, yaitu pembobotan lebih besar terhadap angka keterisian rumah sakit (BOR).

"BOR tempat tidur Covid-19 di sejumlah rumah sakit di Jabar dalam satu bulan terakhir mengalami kenaikan," kata Nina, di Kota Bandung, Jumat (18/02/2022).

Baca juga: Lampaui Puncak Kasus Aktif Varian Delta, Jabar Kini Miliki kasus Aktif Covid Tertinggi di Indonesia

Lebih lanjut Nina menjelaskan, guna mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus, Pemda Provinsi Jabar telah megeluarkan kebijakan terkait peningkatan kapasita tempat tidur rumah sakit, yakni melalui Surat Edaran Nomor: 23/KS.01/Dinkes tentang Penambahan Kapasitas Tempat Tidur Pasien Covid-29 di Rumah Sakit Kabupaten/ Kota Se-Jawa Barat.

Untuk memudahkan masyarakat dalam mencari berbagai informasi terkait Covid-19, mereka dapat mengakses https://pikobar.jabarprov.go.id/ yang diluncurkan oleh Pemda Provinsi Jabar saat awal pandemi.

Dalam Web tersebut masyarakat bisa mengetahui panduan dan informasi terkini seputar isolasi mandiri, ketersediaan oksigen, pemanfaatan tabung oksigen, dan sebaran lokasi agen penyedia tabung oksigen. Selain itu juga terkait ketersediaan tangki oksigen liquid, layanan permohonan dan pendistribusian vitamin/ obat, hingga jadwal vaksinasi.

Strategi pengetesan juga dilakukan, diantaranya meningkatkan kapasitas harian, mingguan Lab Optimalisasi Pelayanan Swab, baik PCR maupun Rapid Antigen di seluruh Fasyankes Kabupaten /Kota, dan Provinsi.

Warga Jabar juga dapat menggunakan telekonsultasi melalui Pikobar untuk konsultasi mengajukan kebutuhan vitamin dan obat selama isolasi mandiri. Vitamin dan obat langsung didistribusikan ke rumah warga.

Terkait tabung oksigen, warga Jabar bisa mengajukan permohonan melalui Pikobar dengan mengisi formulir dengan menyiapkan foto KTP, bukti saturasi oksigen menggunakan oximeter, serta bukti hasil tes PCR/ antigen. Masyarakat pun bisa menjadi kontributor tabung oksigen melalui fitur Oksigen Untuk Masyarakat (Omat) dalam Pikobar.

Pemda Provinsi Jabar juga terus melakukan percepatan vaksinasi antara lain bekerja sama dengan TNI/Polri, Kabupaten/ Kota, dan sinergi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda).

Kapasitas laboratorium pengujian PCR ditingkatkan, juga penguatan dalam kampanye 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas melalui berbagai media dan pemberdayaan masyarakat melalui Desa/Kelurahan Siaga Aktif.

Baca juga: Rincian Data Sebaran Kasus Harian Covid-19 di Indonesia Jabar Tambah 10 Ribu tapi Turun dari Kemarin

Menurut Nina, untuk mengantisipasi gelombang tiga ini pihaknya juga terus melakukan percepatan vaksinasi, baik untuk anak-anak usia 6 tahun, lansia, pelayan publik, masyarakat rentan, hingga masyarakat umum, baik untuk dosis 1, dosis 2, maupun dosis 3. Namun untuk percepatan vaksinasi Covid-19 saat ini juga terdapat sejumlah kendala.

"Kendalanya,, sasaran dosis 1 sudah mulai susah dicari, bahkan sudah dilakukan penyisiran sasaran seperti door to door, maupun vaksinasi keliling," ujar Nina.

Ia menjelaskan. ketersediaan jenis vaksin tertentu seperti Moderna belum dapat dipenuhi oleh pusat, sehingga kabupaten/ kota yang melakukan permohonan vaksin tersebut belum bisa dipenuhi. Hal tersebut dapat menghambat bagi sasaran penerima dosis 1 yang mendapat Moderna, maka dosis kedua harus menunggu sampai vaksin diperoleh dari pusat.

Untuk kendala vaksin penguat (dosis 3) dilakukan bertahap karena terkait dengan persyaratan harus sudah memiliki e-tiket.

"Ada kecenderungan masyarakat memilih vaksin tertentu untuk penguat, padahal tidak semua vaksin stok tersedia," ucapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved