BANYAK Pasien Thalasemia di Majalaya, Tapi Tak Punya Unit Transfusi Darah
Majalaya di Kabupaten Bandung daerah terbanyak pasien thalasemia di Jabar. Namun, mereka sulit untuk transfusi darah tak ada unit transfusi darah
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Mega Nugraha
"Bapa pembawa sifat ibu pembawa sifat biasanya anaknya thalasemia mayor, pembawa sifat disebutnya thalasemia minor. Kalau minor nikah sama minor ke bawahnya mayor, kalau minor sama mayor ke bawahnya pasti mayor," kata dia.
Kalau pembawa sifat sama yang normal, kata Hendi, ke bawahnya, keturunannya akan normal.
"Saya juga gak ngerti soalnya belum ada penelitian, kenapa di Majalaya ini sampai banyak penyitas thalasemia. Bahkan punya julukan sebagai kantong thalasemia Jawa Barat, saking banyaknya," ujar Hendi.
Kondisinya kritis, kata Hendu, penyitas thalasemia tak bisa menunggu transfusi darah.
"Kalau telat transfusi darah mereka lemas, pucat, dan akhirnya bisa meninggal. Sudah banyak yang telat transfusi hingga meninggal, karena kesulitan saat membutuhkan tranfusi darah," kata Hendi.
Menurut Hendi, penyitas thalasemia di Majalaya, kemungkinan jumlahnya lebih dari 104 orang.
"Yang 104 orang ini merupakan yang dirawat di RSUD Majalaya, belum yang berobat ke RSHS, RSUD Al-Ihsan dan yang belum terdata. Maka kemungkinan lebih karena ini seperti fenomena gunung es," katanya.
Hendi berharap, segera mungkin ada unit transfusi darah di Majalaya, untuk membantu kebutuhan darah bagi penyitas thalasemia dan pasien lainnya
"Sudah mau tidak mau harus sudah ada unit tranfusi darah di Majalaya. Kami tak mau tahu istilahnya mau unit transfusi darah rumah sakit, atau unit transfusi darah saja. Yang penting ada unit transfusi darah di Majalaya, sehingga bisa memenuhi teman-teman, bukan hanya penyintas thalasemia saja, tapi pasien yang lain juga," ucapnya.