Warga Antre Beli Minyak Goreng di Cimanggung Sumedang, Ada yang Sampai Berdus-dus

Sebuah toko grosir di Jalan Raya Parakanmucang-Simpang, Kabupaten Sumedang, diserbu warga yang hendak membeli minyak goreng, Rabu (16/2/20).

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar
Sebuah toko grosir di Jalan Raya Parakanmucang-Simpang, Kabupaten Sumedang, diserbu warga yang hendak membeli minyak goreng, Rabu (16/2/2022). 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Sebuah toko grosir di Jalan Raya Parakanmucang-Simpang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, diserbu warga yang hendak membeli minyak goreng, Rabu (16/2/2022).

Warga yang kebanyakan kaum perempuan itu rela mengantre lama.

Menurut pantauan TribunJabar.id di toko di Dusun Bangkir, Desa Sindanggalih, Kecamatan Cimanggung, itu, antrean cukup padat meski tidak sampai mengular hingga ke pinggir jalan raya.

Antrean terjadi setelah sebuah mobil pikap menurunkan dus-dus berisikan minyak goreng ke grosir tersebut.

Setelah pikap pergi, warga mulai berdatangan.

Beberapa orang tampak bekerja sama dengan seorang membawa minyak dari toko dan seorang lagi menyusun dus-dus itu di atas sepeda motor.

Di toko grosir ini, pembelian tidak dibatasi.

Sebelumnya, menurut penuturan warga, pembelian dibatasi per orang hingga 4 liter.

Harganya pun standar sebagaimana yang ditetapkan pemerintah, yakni Rp14 ribu.

Sapta Yuliana (29), warga Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, berada di antrean tersebut.

Dia berdiri paling belakang sekitar 10 menit sejak kedatangannya ke grosir tersebut.

"Saya antre mau beli minyak juga. Lumayan sudah 10 menit."

"Di mana-mana minyak goreng susah."

"Ini kebetulan ada momen minyak," kata Sapta di lokasi antrean.

Dia berada di tempat itu memang tidak sengaja.

Di Cimanggung dia bekerja sebagai guru pada sebuah sekolah.

Ketika jam istirahat, sebuah informasi datang ke teleponnya mengatakan bahwa di grosir di Bangkir ada stok minyak goreng.

"Makanya saya sempatkan dulu ke sini," katanya.

Sapta sendiri membeli minyak untuk konsumsi di rumahnya, bukan untuk dijual kembali.

Dia melihat ada pula orang-orang yang membeli banyak, berdus-dus, yang dia sangka untuk dijual kembali di warung-warung.

"Sehari saya pakai minyak goreng kurang lebih setengah liter saja," katanya.

"Saya berharap, ketersediaan minyak goreng kembali normal dan harganya merata," ucap Sapta. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved