Ajakan Khalid Basalamah Untuk Tinggalkan Wayang Dikritik, Disebut Upaya Penjajahan Gaya Baru
Ketua DPD PDI P Jabar Ono Surono menyayangkan pernyataan Ustaz Khalid Basalamah yang mengajak untuk meninggalkan wayang karena tak sesuai ajaran Islam
"Wayang golek di Jabar harus kita tempatkan pada posisi terhormat di tengah-tengah masyarakat karena akan sangat baik, selain sebagai sarana hiburan yang sehat, wayang golek juga berfungsi sebagai media informasi, pendidikan , bahkan untuk syiar tentang tata nilai, moralitas, etika, perilaku yang sarat dengan nilai-nilai agama," katanya.
Pernyataan Lengkap Ustaz Khalid Basalamah
(Membacakan pertanyaan dari jemaah)
“Saya orang Jawa dan saya suka pewayangan. Jadi, apakah wayang dilarang? Bagaimana tobat profesi dalang?
Tentu saja saya sudah pernah bilang ke teman-teman sekalian. Tanpa mengurangi penghormatan terhadap tradisi dan budaya, semua suku. Di Indonesia suku bugis suku Makassar, Suku Jawa smeua.
Kita tidak akan berbicara dalam ceramah seperti ini bukan untuk menjatuhkan sama sekali. Tapi kita harus tahu dan sadar bahwa kita muslim. Dan muslim ini dipandu oleh agama.
Makanya saya bilang caranya adalah harusnya Islam dijadikan tradisi dan budaya. Jangan kita balik, jangan budaya di-Islamkan, susah.
Meng-Islamkan budaya ini repot, karena budaya banyak sekali. Standar mana yang harus kita pegang. Nanti akan ada ciri khasnya sendiri.
Di Indonesia ada ciri khasnya sendiri. Di Amerika ada sendiri Islamnya.
Ini jadi masalah karena pada dasarnya Allah tidak menginginkan itu. Allah menginginkan kita punya standarisasi. Jadi Allah yang saya tahu yang lebih baik seperti ini.
Kalau itu peninggalan nenek moyang kita, atau mungkin ita kenang dulu. Oh ini tradisinya orang dulu. Tapi kan bukan berarti harus dilakukan sementara dalam Islam dilarang. Kita sudah muslim.
Harusnya kita tinggalkan.
Kalau masalah taubat ya taubat nasuha pad Allah sementara dengan tiga syarat yang sudah kita tahu. Meninggalkan dosar itu seketika menyeesal dan janji sama Allah tidak akan mengulangi dan jika dia punya, lebih baik dimusnahkan, dalam arti dihilangkan.
Saya merasa mungkin memang perlu kita pertemukan hal-hal seperti ini dengan ilmu pengetahuan sekarnag. Artinya, bukan kita mau menghapus 100 persen masalah kebiasaan dan tradisi tapi kalau tidak cocok dengan agama, wajar kita tinggalkan.
Atau ada teknologi canggih yang lebih baik. Seperti orang sekarang sudah biasa tampil di panggung, bercerita. Maka dengan wayang-wayang ini sebenarnya sudah bisa tergantikan dengan manusia.
Yang sudah jelas-jelas nyata. Saya pikir generasi sekarang lebih cenderung meninggalkan itu karena sudah merasa ini sudah zaman dulu.
Mungkin bisa kita tangkap secara rasional meninggalkan degan cara itu juga jadi memahami poin tadi.