Kadinkes Subang Berikan Tip Ini untuk Bedakan Tahu Berformalin dan Asli
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr Maxi, mengapresiasi kinerja kepolisian setelah berhasil mengungkap produksi tahu yang dicampur formalin.
Penulis: Dwiky Maulana Vellayati | Editor: Giri
Laporan Kontributor Tribunjabar.id Subang, Dwiky Maulana Vellayati
TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr Maxi, mengapresiasi kinerja pihak kepolisian setelah berhasil mengungkap produksi tahu yang dicampur formalin.
Maxi mengatakan, menjual bahan makanan yang dicampur oleh zat kimia seperti formalin jelas sangat meresahkan warga.
Pasalnya, efek samping dengan mengonsumsi formalin dapat menimbulkan penyakit yang cukup serius seperti kerusakan hati maupun kerusakan ginjal manusia.
"Mengonsumsi tahu formalin ini efek sampingnya tergantung dengan banyaknya dosis yang dipakai. Kalau dosisnya besar bisa saja menyebabkan keracunan yang bisa menyebabkan gangguan yang sifatnya cepat seperti kerusakan hati dan ginjal," ucap Maxi saat dihubungi TribunJabar.id Kamis (3/2/2022).
Bahkan, apabila mengosumsi sedikit pun, menurut dia, terdapat efek samping lain yang cukup lama, satu di antaranya dapat menyebabkan kanker hati.
Mengenai cara membedakan tahu asli dengan yang berbahan formali, Maxi mengatakan bisa dengan cara dipegang.
Apabila tahu tersebut gampang rusak artinya tahu tidak mengandung formalin.
Sementara tekstur dari tahu formalin cenderung kenyal dan tidak gampang rusak.

Selain itu juga, Maxi mengungkapkan, tahu formalin baunya cenderung bisa membuat mata perih dan tidak enak saat menciumnya.
"Sama juga kalau misalkan tahu ditusuk dengan jari tidak gampang rusak dan pasti tengahnya juga sedikit kosong tidak padat seperti tahu pada umumnya," ujarnya.
"Tahu berformalin pasti dia tahan lama, kuat sampai dengan tujuh hari atau satu pekan lebih, nah sementara yang asli hanya paling kuat tiga sampai empat hari saja sudah tidak bisa dikonsumsi, sebenarnya," kata Maxi
Setelah adanya pengungkapan kasus tahu formalin di wilayah Kabupaten Subang, Maxi juga mengaku akan segera memerintahkan Dinas Kesehatan Bagian Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), yang akan bekerja sama dengan pihak kepolisian, untuk monitoring uji petik di pasar tradisional dan yang lainnya.
"Bahkan kita akan bekerja sama dengan jajaran Polres Subang untuk uji petik ke pasar tradisional dan pedagang keliling, yang selama ini banyak memakai tambahan bahan makanan yang tidak sehat," katanya.
Selain itu, Maxi menhimbau masyarakat untuk hati-hati dalam memilih bahan makanan untuk dikonsumsinya.
"Mudah-mudahan ini bisa jadi manfaat bagi masyarakat untuk lebih hati-hati dalam membeli tahu," kata Maxi. (*)