PROFIL Satuan Elite Tempat Serda Rizal yang Gugur di Papua Bertugas: Yonif Raider 408/SBH di Sragen

Berikut ini profil pasukan elite Yonif Raider 408/Suhbrastha yang merupakan batalyon infanteri elite organik di bawah Kodam IV/Diponegoro

Serda (Anumerta) Mochamad Rizal Maulana Arifin. (Dok. Keluarga) 

TRIBUNJABAR.ID - Serda Muchamad Rizal Maulana Arifin gugur saat bertugas di Papua.

Serda Rizal gugur ditembak orang-orang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Rizal merupakan satu dari tiga korban meninggal akibat serangan Kelompok Kriminal Bersenjata di Kabupaten Puncak, Papua, Kamis (27/1/2022) pagi.

Akibat serangan itu, selain tiga orang meninggal, satu orang kritis.

Baca juga: SOSOK Pratu Rahman, Prajurit TNI Raider Pemberani, Ditembak KKB Papua saat Evakuasi Serda Rizal

Serda Rizal sendiri merupakan personel dari Batalyon Infanteri Raider 408/Suhbrashtha atau Yonif Raiden 408/SBH yang bermarkas di Sragen.

Berikut ini profil pasukan elite Yonif Raider 408/Suhbrastha yang merupakan batalyon infanteri elite organik di bawah Kodam IV/Diponegoro. Yonif Raider Mekanis 408/SBH sekarang berada di bawah komando langsung Korem 074/Warastratama yang berkedudukan di Jl. Sukowati, Kabupaten Sragen.

Markas Komando Yonif RM 408/SBH berada di Kabupaten Sragen, Markas Kompi Senapan A berada di Kabupaten Sragen, Kompi Senapan B berada di Jl. Perintis Kemerdekaan, Kabupaten Boyolali, Kompi Senapan C, Kompi Bantuan dan Kompi Markas berada di Kabupaten Sragen.

Dilansir dari Wikipedia, cikal bakal Batalyon Infanteri 408/Suhbrastha adalah Yon III Resimen 19 Divisi III pada tahun 1945. Dalam perjalanan sejarah perjuangan bangsa Batalyon ini mengalami berbagai perubahan, perombakan, pergantian atau penambahan personel dan susunan organisasinya.

Sebagai dasar asal mulanya Yonif 408 adalah Batalyon III Resimen 19 Divisi III yang merupakan penjelmaan dari beberapa satuan sejak lahirnya Tentara Republik Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia.

Sebagai Komandan Batalyon yang pertama adalah Mayor Ahmad Yani. Dengan perubahan-perubahan nama, perkembangan organisasi militer dengan susunannya serta kebutuhan perjuangan negara pada waktu itu, maka satuan ini mengalami beberapa kali perubahan nama.

Dari empat Batalyon yang berada di bawah Komando Resimen 19 Divisi III dibentuk satu Batalyon yang baru dengan mengambil inti-inti dari keempat Batalyon itu sebagai Batalyon inti yang setiap saat dapat digerakan (Mobil) ke setiap medan pertempuran, sebagai kesatuan pemukul pada waktu itu, yaitu: Batalyon Mobil I Brigade 9 Divisi III dengan pimpinannya Mayor A Yani dan didampingi oleh Kepala Stafnya/Wadanyon Kapten Bintoro.

Dengan diangkatnya Mayor A. Yani menjadi Komandan Brigade 9 Divisi III maka batalyon ini dipimpin oleh Mayor Soeryo Soempeno dengan Ka Stafnya Kapten Soerahmad, yang tadinya menjabat sebagai Komandan Batalyon Mobil II Brigade 9 Divisi III.

Baca juga: Duka Keluarga Akibat Serda Rizal Gugur, Besok Hari Ulang Tahun Ke-24, Tahun Depan Berencana Menikah

Dengan pengangkatan Mayor Soeryo Soempeno ini sebagai Komandan Batalyon, Batalyon Mobil I kembali mendapat perubahan nama sesuai dengan perkembangannya menjadi Batalyon V Brigade 9 Divisi III Pangeran Diponegoro.

Dengan adanya RE dan RA (Rekonstruksi dan Rasionalisasi) pada awal tahun 1950 setelah kembalinya semua kesatuan-kesatuan dari medan gerilya dan semua kesatuan disempurnakan maka Batalyon V Brigade 9 Divisi III diubah menjadi Batalyon ”A” Brigade 9 Divisi III dengan tidak ada perubahan Komandan Batalyonnya.

Pada tanggal 1 Pebruari 1951 Batalyon ini diubah dan diresmikan menjadi Batalyon 427 Brigade Q Divisi III.

Halaman
12
Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved