Kata BNN Soal Kerangkeng di Rumah Bupati Langkat Jadi Tempat Rehabilitasi Pecandu Narkoba
Badan Narkotika Nasional (BNN) sebut kerangkeng di rumah Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin-angin bukan tempat rehabiltasi pecandu narkoba
"Saya beserta ibu (istri) itu sebelum saya menjabat sebagai anggota DPR dan bupati itu sudah kita laksanakan. Kami hanya ingin membantu masyarakat," ungkapnya.
Dia menyebut hal itu dilakukan semata-mata ingin membantu keluarga yang kesulitan merehabilitasi pecandu narkoba.
"Kami berkoordinasi dengan ibu, dengan ikhlas dan hati yang baik. Kami melihat pandangan di mana (ketika) ada (pelaku) penyalahgunaan narkoba, kami berharap dapat membantu keluarga yang terkena narkoba," tutur Terbit Perangin-angin.
Baca juga: KESAKSIAN Warga: Tidak Ada Perbudakan Modern, Kerja Paksa dan Penyiksaan di Rumah Bupati Langkat
Dia menyebut apa yang dilakukannya sebagai upaya pembinaan. Materi keagamaan juga turut diberikan.
"Minimal yang muslim kita bina dari agama. Kita undang tokoh, ustaz yang memberikan pencerahan, ceramah. Begitu juga yang kristen, tiap hari minggu beribadah ke gereja, kegiatan keumatan," sebut dia.
Dia menyebut bahwa lama waktu untuk penyembuhan dibutuhkan sekira 3 bulan,
"Kita mengetahui saat awal mereka datang ke kita, orang itu dalam keadaan mengkonsumsi narkoba. Untuk menghilangkan mereka selesai mengkonsumsi narkoba itu saya menilai lama pemulihannya. Kurang lebih 1-3 bulan," katanya.
"Itu cara yang kita lakukan dengan tim, supaya zat narkoba kepada mereka hilang. Itu tahap awal yang kita lakukan. Setelah kita anggap zat kimia hilang, kita lakukan tahap bertahap," imbuh dia.
Bantah Ada Perbudakan
Kepala Desa Balai Kasih, Suparman Perangin-angin mengatakan, peristiwa di rumah Bupati Langkat dengan adanya kerangkeng itu, tidak bisa langsung dikatakan sebagai perbudakan modern.
Selama tinggal di wilayah itu, Suparman mengaku sudah tahu soal kerangkeng sebagai tempat rehabilitasi pecandu narkoba.
"Ada sekitar 500 orang yang sudah sembuh di sana. Sebagian yang sudah sembuh dan punya skill, langsung dikaryawankan Pak Bupati. Jadi kita kasih skill dia mulai dari sortasi buah sawit, mesin, dan lainnya," kata Suparman dikutip dari Kompas.
Kerangkeng ibaratnya tempat kamar ruangan tidur hanya penampilannya saja yang mirip ruangan penjara. Dia membantah pernyataan soal adanya perbudakan modern tersebut.
Termasuk membantah para pekerja tidak diupah hingga tidak diberi makan.
"Kerja paksa itu enggak ada. Pemukulan itu juga tak ada. Warga yang menitipkan keluarganya di situ resah kalau itu ditutup. Mereka menolak," katanya.