Waspada, 11 Kecamatan di Bandung Barat Kembali Diintai Longsor Saat Puncak Musim Hujan
Menghadapi potensi longsor saat puncak musim hujan ini, BPBD masih menetapkan status siaga darurat bencana hingga akhir April 2022.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT- Bencana longsor kembali mengintai wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) saat memasuki puncak musim hujan. Intensitas hujan diprediksi meningkat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB, Duddy Prabowo mengatakan, berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan akan terjadi pada akhir Januari.
"Puncak musim hujan bakal terjadi cuaca ekstrem dan ada potensi longsor di hampir setiap kecamatan yang ada di wilayah Bandung Barat," ujarnya saat ditemui di kantornya, Senin (24/1/2022).
Menurutnya, bencana longsor tersebut berpotensi terjadi di daerah yang memiliki kemiringan lereng cukup terjal, terutama untuk wilayah yang tingkat kemiringannya lebih dari 30 derajat.
Berdasarkan data BPBD KBB ada 11 kecamatan yang masuk kategori rawan longsor seperti, Rongga, Gununghalu, Cipongkor, Sindangkerta, Cililin, Cipatat Saguling, Cisarua, Parongpong, Lembang, dan Ngamprah.
Baca juga: Hujan Deras Sore Ini Sebabkan Tebing Setinggi 7 Meter di Wado Longsor Timpa Rumah, 1 Meninggal Dunia
"Untuk wilayah yang tingkat kemiringan lerengnya di atas 20 hingga 30 derajat sangat berpotensi longsor saat cuaca ekstrem pada puncak musim hujan," kata Duddy.
Karena itu, pihaknya meminta masyarakat untuk lebih waspada menyusul terjadinya cuaca ekstrem saat puncak musim hujan tersebut, terutama bagi warga yang tinggal di daerah rawan longsor.
"Jadi, kami mengimbau masyarakat untuk senantiasa waspada terkait dengan cuaca ekstrem ini karena potensi longsor bisa terjadi di daerah yang dinilai rawan," ucapnya.
Menghadapi potensi longsor saat puncak musim hujan ini, BPBD masih menetapkan status siaga darurat bencana hingga akhir April 2022.
"Artinya, kesiapsiagaan ini masih terus dilakukan karena bencana saat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi. Sebagai contoh pernah terjadi hujan deras disertai angin kencang di daerah Cipatat pada pekan lalu," ujar Duddy.