Pengelola Hotel di Tasik yang Ditutup Blak-blakan, ''Kami Tak Sediakan Cewek, Tamu Bawa Sendiri''
Banyak pasangan yang terpaksa balik kanan setelah melihat tulisan hotel ditutup.
Penulis: Firman Suryaman | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar Firman Suryaman
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Salah seorang pengelola hotel di Kota Tasikmalaya yang ditutup Pemkot Tasikmalaya, Rabu (19/1/2022) siang, mengakui hotel yang dikelolanya kerap digunakan perbuatan asusila.
"Tapi kami tidak menyediakan ceweknya. Rata-rata yang datang membawa cewek sendiri," kata DP (42), salah seorang pengelola hotel yang ditutup.
Seperti diketahui Disbudpar bersama Satpol PP dan dibantu unsur TNI dan Polri menutup tiga hotel yang diduga dijadikan ajang maksiat.
Ketiga hotel kelas melati itu adalah Hotel Daya Prima dan Hotel Daya Grand di Jalan Brigjen Sutoko serta Hotel Linggajaya di Jalan AH Nasution.
DP melanjutkan, jika yang datang tamu dari luar dicatat identitasnya.
Namun kalau warga lokal tidak.
"Kalau yang datang orang Tasik tidak diminta identitas karena biasanya mau istirahat sebentar bersama pasangannya," kata DP.
DP juga mengakui dirinya beberapa kali menerima surat teguran dan selalu disampaikan ke pemilik hotel.
"Pemiliknya orang Jalan Cihideung Balong. Suratnya suka saya serahkan. Tapi mungkin karena ini namanya juga usaha jadi tetap menerima tamu siapa saja," ujar DP.
Sejak ditutup Rabu siang, Tribunjabar.id yang sempat melakukan pemantauan sore harinya, memergoki tiga pasangan mengendarai sepeda motor, diduga mau ngamar tapi balik lagi setelah tahu hotel tutup.

Diberitakan sebelumnya, tiga hotel kelas melati di Kota Tasikmalaya ditutup karena diduga dijadikan tempat maksiat, Rabu (19/1/2022).
Ketiga hotel tersebut yakni Hotel Daya Grand dan Hotel Daya Prima di Jalan Brigjen Sutoko serta Hotel Linggajaya di Jalan AH Nasution.
Pelaksanaan penutupan dilakukan Satpol PP bersama Disbudpar serta dikawal anggota Polri dan TNI.
Kasi Pariwisata Disbudpar Kota Tasikmalaya, Rita Melia, mengungkapkan, ketiga hotel terpaksa ditutup karena melanggar aturan.
"Sudah ada laporan masyarakat serta hasil monitoring Satpol PP bahwa ketiga hotel itu kerap digunakan asusila termasuk prostitusi serta mabuk-mabukan," kata Rita.
Rita mengungkapkan, pihak Satpol PP sebelumnya sudah memberikan peringatan namun tak digubris.
"Karenanya hari ini ketiga hotel itu terpaksa kami tutup," kata Rita.
Penutupan diwarnai dengan pemasangan spanduk pengumuman penutupan hotel serta dipasangi garis kuning oleh Satpol PP.
"Mengenai kapan dibuka lagi itu tergantung sikap pengelola hotel. Kami akan terus melakukan pemantauan," kata Rita.
Baca juga: Diduga Sering Jadi Ajang Perbuatan Maksiat dan Asusila, Tiga Hotel Ditutup Pemkot Tasikmalaya