Kisah Pratu Sahdi, Akhir Hidupnya Tragis Dikeroyok di Waduk Pluit, Padahal ke Jakarta untuk Berobat
Kisah hidup Pratu Sahdi berakhir tragis karena dikeroyok sekelompok orang di Waduk Pluit, Jakarta.
Penulis: Widia Lestari | Editor: Seli Andina Miranti
Melansir dari Kompas.com, Panglima TNI Andika Perkasa pun sudah buka suara.
Pihaknya mengharapkan keadilan terhadap kasus kematian anggota Kostrad yang tewas tersebut.
"Kami juga ingin ada keadilan, karena mereka melakukan tindak pidana yang menyebabkan anggota TNI AD (tewas),” katanya.
Andika Perkasa juga membentuk tim penyidik untuk mengawal kasus pengeroyokan Pratu Sahdi.
"Tim penyidik TNI sudah berkoordinasi dengan Polres Jakarta Utara, kami terus memonitor, tapi kami tetap tidak mengintervensi,” ujar Jenderal Andika Perkasa.
Baca juga: Kata Panglima TNI Andika Perkasa Soal Anggota TNI AD Meninggal Akibat Dikeroyok
Mengenal Pratu Sahdi
Kabar tewasnya anggota TNI AD tewas dikeroyok menjadi perbincangan di media sosial.
Pada Minggu (16/1/2022) beredar foto tampang anggota TNI AD tewas tersebut terbujur kaku di ranjang rumah sakit.
Ia tewas dikeroyok orang di Taman Burung Waduk Pluit, Jakarta Utara.
Rupanya sosok anggota TNI AD tersebut adalah Sahdi (23).
Sahdi tewas setelah mendapatkan luka sabetan senjata tajam di tubuhnya, Minggu (16/1/2022) dini hari.
Ia pun sempat mendapatkan pertolongan dan langsung dilarikan ke rumah sakit Atmajaya Pluit.
Sayangnya, pertolongan yang diberikan tak mampu menyelamatkan nyawa anggota TNI tersebut.
Sahdi merupakan seorang anggota Yonif Raider 303 Kostrad TNI AD.
Diketahui sosok Sahdi adalah anggota Yonif Raider Kostrad TNI AD menyandang brevet Cakra.