Nicholas Saputra Berdamai dengan Duka Lewat Film Tukar Takdir

Film ini berkisah tentang Rawa (Nicholas Saputra), seorang programmer IT bidang perpajakan yang kerap bepergian dengan pesawat LCC. 

tribunjabar.id / Putri Puspita Nilawati
para pemain film Tukar Takdir di Cihampelas Walk  

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Perfilman Indonesia kedatangan genre baru melalui film Tukar Takdir, drama petaka pesawat yang diproduksi Starvision dan Cinesurya bersama Legacy Pictures yang tayang di bioskop pada 2 Oktober 2025.

Produser Chand Parwez Servia menilai film ini sebagai karya yang segar dan berbeda. 

“Ini adalah genre yang belum pernah dieksplorasi oleh sineas kita, dan akan menjadi sajian yang fresh dan baru bagi perfilman Indonesia. Film ini bukan saja berbicara tentang petaka sebuah moda transportasi aman yang menjadi salah satu favorit masyarakat saat ini, namun juga bagaimana para karakter di dalamnya berdamai dengan takdir,” ujarnya, Sabtu (4/10/2025).

Untuk menghadirkan pengalaman sinematik yang kuat, tim produksi melakukan riset mendalam dan menekankan detail teknis, mulai dari sinematografi, efek visual, hingga scoring musik. 

“Kami menampilkan visual semeyakinkan mungkin untuk membangun nuansa yang chaotic, dan membawa penonton ikut merasakan petaka di dalam pesawat bersama karakter utama. Di sisi lain, kami juga menampilkan visual yang realistis sekaligus nuansa melankolis di film ini untuk menggerakkan hubungan antar karakter, yang akan menjadi perjalanan penyembuhan luka fisik dan batin yang panjang,” tambah produser Rama Adi.

Sutradara sekaligus penulis skenario Mouly Surya mengungkapkan, film ini menjadi ruang eksplorasi baru baginya. 

“Melalui film Tukar Takdir, saya mengeksplorasi bentuk yang belum pernah saya jelajahi sebelumnya tentang bagaimana sebuah petaka pesawat ditampilkan di depan layar. Film ini membutuhkan kematangan teknis untuk memberikan hasil yang maksimal. Di luar proses investigasi dan petaka pesawatnya, Tukar Takdir juga berbicara tentang berdamai dengan luka, duka, kehilangan, dan takdir,” kata Mouly.

Film ini juga melibatkan deretan aktor dan aktris papan atas, antara lain Nicholas Saputra, Marsha Timothy, Adhisty Zara, Meriam Bellina, Marcella Zalianty, Teddy Syach, Roy Sungkono, Ariyo Wahab, Revaldo, Hannah Al Rashid, Tora Sudiro, Ringgo Agus Rahman, hingga Bagus Ade Saputra.

Film ini berkisah tentang Rawa (Nicholas Saputra), seorang programmer IT bidang perpajakan yang kerap bepergian dengan pesawat LCC. 

Ia menjadi satu-satunya penumpang yang selamat dalam tragedi pesawat Jakarta Airways 79 yang menewaskan 132 orang.

Nasib Rawa kemudian mempertemukannya dengan Dita (Marsha Timothy), seorang notaris yang kehilangan suami tercinta, Raldi (Teddy Syach), dalam kecelakaan tersebut. 

Dita menyimpan amarah mendalam setelah mengetahui kursi suaminya ditukar dengan kursi Rawa. Sementara itu, Rawa juga berjumpa dengan Zahra (Adhisty Zara), anak dari pilot pesawat yang turut menjadi korban.

Tiga karakter ini sama-sama dipaksa berdamai dengan duka dan takdir yang menimpa mereka. 

“Film Tukar Takdir bagi saya juga menjadi sebuah cara untuk melihat kembali bagaimana pesawat, yang secara statistik sebagai moda transportasi paling aman juga bisa terus melakukan perbaikan di dalam sistemnya. Sehingga penumpang juga bisa merasa aman. Peristiwa petaka pesawat di film ini juga bisa menjadi pelajaran, termasuk bagaimana para karakternya berdamai dengan duka dan takdir mereka,” kata Nicholas Saputra.

Suasana heboh terasa di Cihampelas Walk (Ciwalk), Bandung, saat Nicholas Saputra hadir dalam nonton bareng film Tukar Tadir. 

Kehadirannya langsung disambut riuh pengunjung yang antusias ingin berfoto bersama maupun meminta tanda tangan sang aktor. 

Film Tukar Takdir menawarkan ketegangan sekaligus melankolia, menghadirkan drama emosional dalam balutan visual yang megah. 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved