Murid SD di Tasik Meninggal Usai Vaksin, Skrining Vaksinasi Anak 6-11 Tahun Akan Dievaluasi
Ivan mengatakan seharusnya anak diantar keluarga ketika menjalani vaksinasi.
Penulis: Firman Suryaman | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar Laporan Firman Suryaman
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 anak 6-11 tahun di Kota Tasikmalaya akan dievaluasi pasca-meninggalnya murid SD setelah dua hari divaksin.
"Meski diketahui murid SD itu ternyata hasil pemeriksaan laboratorium positif DBD, vaksinasi anak segera dievaluasi," kata Sekda Kota Tasikmalaya, Ivan Dicksan, Selasa (18/1/2022).
Ivan mengatakan, evaluasi terutama akan dilakukan pada pelaksanaan skrining kondisi kesehatan sebelum anak disuntik vaksin.
"Aturannya, kan, harus didampingi orang tua atau keluarga yang mengetahui riwayat kesehatan anak," kata Ivan.
Seperti diketahui, kata Ivan, kasus kematian murid SD setelah divaksin dan belakangan diketahui ternyata positif DBD tidak didampingi keluarga.
"Kabarnya murid itu menolak diantar orang tuanya karena merasa sehat dan berangkat ke sekolah bersama temannya naik angkot," ujar Ivan.
Meski dalam kondisi sehat, pendampingan pihak keluarga tetap diperlukan.
Selain karena masih di bawah umur juga kalau ada apa-apa pihak keluarga ada di situ.
"Setelah dilakukan evaluasi, kami berharap kasus yang menimpa murid SD di Kecamatan Purbaratu itu tidak terulang," kata Sekda.
Baca juga: Kronologi Murid SD di Tasik Meninggal Setelah Divaksin, Ternyata Diketahui Positif Penyakit Ini