Pramuka Korban Lingkaran Setan

BREAKING NEWS, Kondisi Terkini Siswa Korban Lingkaran Setan Pramuka SMAN 1 Ciamis yang Dirawat di RS

Dalam siaran langsung Facebook wartawan Tribunjabar.id dari Pangandaran, terungkap bagaimana kondisi terkini korban Lingkaran Setan Pramuka

Penulis: Widia Lestari | Editor: Seli Andina Miranti
Shutterstock
Ilustrasi - kondisi siswa korban Lingkaran Setan Pramuka SMAN 1 Ciamis. 

Orang tua korban, Ani Susani mengaku, sebelum kejadian yang menimpa anaknya Ia sempat komunikasi pada hari Kamis (6/1/2022).

"Terakhir komunikasi, anak saya minta restu. Bahwa, sebentar lagi saya (F) akan dilantik, dan mudah mudahan terpilih menjadi pinsa (pimpinan sangga)," ujarnya menirukan ucapan anaknya, saat ditemui sejumlah wartawan di RSUD Pandega Pangandaran, Rabu (12/1/2022) sore.

Baca juga: TERUNGKAP, Lingkaran Setan Pramuka SMAN 1 Ciamis, Junior Saling Pukul, yang Terkuat Jadi Pimpinan

Kemudian, kata Ia, dari pihak sekolah, pada hari Kamis itu (6/1/2022) terakhir aktivitas dan tidak ada kegiatan lainnya lagi.

"Tapi, ternyata, setelah saya tahu kronologi cerita anak saya, pada hari Sabtu (8/1/2022) ternyata para senior oknum Pramuka ini mengadakan sebuah kegiatan," katanya. 

"Akhirnya, pada hari Sabtu (8/1/2022), ternyata, seluruh anak di sangga itu, 21 anggota disuruh membuat lingkaran, yang dinamakan lingkaran setan."

Kemudian, mereka saling pukul memukul antara teman satu dan temannya.

"Saling pukul, kudu tarik silih gablok (harus kencang saat dipukul). Siapa yang tangguh mendapat pukulan itu, maka akan terpilih menjadi pinsa," ucap Ani.

Dan yang kuat itu, hanya tersisa empat Siswa dan yang satu mundur karena memang tidak sanggup. 

"Yang tetap Kokoh adalah empat orang, yaitu  anak berinisial M, E dan juga anak Saya (F)," kata Ia.

Mereka, semuanya tangguh tetapi pada akhirnya ternyata anak-anak mengalami lebam-lebam, sakit panas semuanya.

"Kemudian, kalau M itu ada robek dibagian bibir, kalau anak saya luka lebam, ada luka tamparan atau ada luka pukulan," ujarnya..

Menurutnya, awal mengetahui anaknya mengalami luka-luka yaitu dari satu orang tuanya korban (ibunya E).

Ia tahu setelah ada WhatsApp dari ibunya E. Hari Sabtu sore, sampai malam Minggu itu, anaknya tidak bisa dihubungi. 

"Ternyata, menurut cerita anak saya, bahwa karena ketiga anak kondisinya panas, termasuk anak Saya yang keadaannya paling parah itu dibawa ke kosannya senior," ucap Ani.

Memang, disana (kosannya senior) juga diobati, kemudian dikompres biar kempes lebamnya. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved