Tragedi Latihan Pramuka SMAN 1 Ciamis Orangtua Korban Pilih Jalur Hukum, Laporkan Kejadian ke Polisi

Menyusul terjadinya dugaan kekerasan pada kegiatan latihan pramuka di SMAN 1 Ciamis, pihak orangtua korban memilih melaporkan kasus ke Polres Ciamis

Penulis: Andri M Dani | Editor: Darajat Arianto
Ilustrasi Kekerasan 

Laporan wartawan Tribunjabar.id, Andri M Dani

TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Menyusul terjadinya dugaan kekerasan pada kegiatan latihan pramuka, Pasukan Tongkat (Paskat) Ambalan  Ciungwanara SMAN 1 Ciamis, pihak orangtua korban memilih melaporkan kasus tersebut ke Polres Ciamis.

“Resminya kami bertiga tadi melapor ke Polres Ciamis pukul 09.00 di SPK,” ujar Mamay, orangtua MF, salah seorang siswa korban kekerasan latihan Paskat Ambalan Ciungwanara SMAN 1 Ciamis kepada Tribun Rabu (12/1).

Menurut Mamay, ia melaporkan kejadian tersebut ke Polres Ciamis  bersama orangtua E dan orangtua FR.

“Tadi kami bertiga melapor ke SPK dan kemudian langsung dimintai keterangan di Unit PPA, baru selesai pukul 15.30 tadi,” katanya.

Ketiga orangtua korban tersebut memilih melaporkan, agar kejadian serupa jangan terulang kembali.

“Kami melaporkan masalah ini ke polres agar kejadian serupa jangan terulang kembali. Cukuplah anak kami saja  yang jadi korban,” ujar Mamay.

Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Ciamis, H Nanang Permana SH sepakat dengan langkah yang ditempuh keluarga siswa yang melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian.

“Kami dari kwarcab juga mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kejadian tersebut. Pihak orangtua korban kan sudah menempuh jalur hukum,” ujar Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Kabupaten Ciamis, H Nanang Permana SH kepada Tribun Rabu (12/1).

Baca juga: Tragedi Latihan Pramuka SMAN 1 Ciamis, Mamay Kaget Lihat Muka Anak Bonyok, Sempat Ngaku Kecelakaan

Dalam kegiatan kepramukaan, misalnya untuk pendidikan karakter menurut Nanang, tidak ada langkah-langkah kekerasan.

“Pramuka tidak mengenal perpeloncoan. Semangat pramuka itu adalah di sana senang di sini senang. Bukan di sini tempeleng di sana tempeleng,” katanya.

Kalau ada pendidikan fisik yang sedikit keras dalam kegiatan pramuka menurut Nanang, semuanya sudah terukur faktor resikonya. Hanya berupa push up, sit up atau merayap.

Dengan ditempuhnya jalur hukum oleh pihak keluarga korban, menurut Nanang, diharapkan akan bisa diketahui apa yang sebenarnya terjadi pada kegiatan latihan Pasukan Tongkat Ambalan Ciungwanara  di Sarayuda Kertaharja Cijeungjing Sabtu (8/1).

Pada latihan itu 3 siswa harus dirawat di rumah sakit karena mengalami lebam-lebam diduga akibat pemukulan , tempeleng.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved