AWAS Ada Tukang Tato Jahat di Jalan Asia Afrika, Ayah Wulan Dianiaya 20 Orang
Viral kasus pemerasan yang dilakukan tukang tato di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, hingga berujung pada penganiayaan.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Mega Nugraha
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Viral kasus pemerasan yang dilakukan tukang tato di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, hingga berujung pada penganiayaan. Peristiwa itu terjadi pada Senin (2/1/2022).
Kejadian ini bermula saat korban bernama Wulan Dwi Chantika (16) sedang berwisata bersama temannya di Jalan Asia Afrika. Lalu, Wulan sempat ditawari untuk membuat tato temporer dengan harga Rp 3000 per sentimeter.
Dia merasa tertarik dan mau untuk ditato. Tetapi, setelah selesai ditato, Wulan justru dikenakan harga Rp 1 juta.
Baca juga: Video Klip Parodi Yang Terjail Ridwan Kamil, Restoran Cepat Saji Asal Amerika Itu Kini Jadi Laku
"Saya di tato temporary. Saya sama teman saya saat kejadian. Dan tukang itu bilang per sentimeternya Rp 3000," kata Wulan saat dihubungi, Rabu (5/1/2022).
Saat itu, Wulan hanya memegang uang Rp 100 ribu dan dia bingung ketika diminta Rp 1 juta hingga sempat menawarkan gawainya sebagai jaminan pengganti bayaran tato itu.
"Tapi katanya enggak bisa jadi jaminan gawai saya. Dan saya bersama teman ditahan enggak boleh pulang sampai satu jam. Saya akhirnya telpon ayah untuk menjemput," katanya.
Setiba ayahnya di lokasi dan bernegosiasi dengan tukang tato, justru ayahnya itu dianiaya oleh sekitar 20 orang hingga alami luka cukup parah.
"Ayah saya dipukul dan dihajar pakai helm sama tukang-tukang tato itu sampai kepala ayah bocor, benjol, dan keluar darah di bagian telinga juga hidung," ujarnya seraya menyebut telah melaporkan kejadian ini ke Polsek Regol.
Baca juga: Isi Ruangan di JPO Jalan Asia Afrika Bandung Bikin Ngeri, Berserakan Sampah hingga Kotoran Manusia
Kejadian ini mendapatkan tanggapan dari para wisatawan yang datang ke kawasan Asia Afrika. Dela (20) wisatawan dari Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, mengatakan merasa resah ketika ada kejadian tersebut.
"Kan ke sini niatnya ingin hiburan dan liburan. Jika ada paksaaan atau kasus seperti itu ya kami (wisatawan) merasa risih pastinya dan enggak bebas," katanya di Asia Afrika, Rabu (5/1/2022).
Dela berharap petugas seperti Satpol PP yang ada di wilayah Asia Afrika bisa lebih memperketat lagi keamanannya sehingga wisatawan bisa aman dan nyaman.
Wisatawan lainnya, Sutan (19) dari Subang, mengatakan kedatangannya berwisata ke Bandung atau tepatnya Asia Afrika ingin santai. Tetapi, jika seperti kejadian itu justru menjadi khawatir.
"Semoga saja keamanan bisa lebih ditingkatkan lagi di Asia Afrika. Biasanya juga ada oknum pengamen yang jatuhnya seperti memalak," katanya. (*)