Saat Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran Ingin Belajar dari Satpam soal Pelayanan Warga

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran ingin belajar dari satpam dalam melayani masyarakat yang datang ke bank.

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Mega Nugraha
Capture IG Kapolda Metro Jaya
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran saat berbincang dengan dua satpam Bank DKI 

TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran ingin belajar dari satpam dalam melayani masyarakat yang datang ke bank.

Dikutip dari akun Instagram @kapoldametrojaya, Sabtu (18/12/2021), Irjen Fadil Imran tampak mengunjungi Bank DKI.

Kunjungan itu tidak lama setelah dia dibikin dibikin kecewa oleh Aipda Rudi yang omeli korban pencurian saat melapor di Polsek Pulogadung.

"Satpam Bank DKI ini," ujar Irjen Fadil Imran, yang langsung dijawab seorang satpam.

Baca juga: KRONOLOGI Korban Pencurian Diomeli Polisi, Irjen Fadil Murka, Minta Diusir dari Polda Metro Jaya

"Siap jenderal kami berdua. Foto bareng," kata seorang satpam. Dijawab lagi ole jenderal bintang dua itu.

"Eh jangan (dulu foto bareng). Saya mau belajar gimana caranya supaya melayani dengan baik, bisa rapuh begini rambutnya, ini mengkilat. Belajar sama satpam enggak apa-apa," kata Fadil Imran.

"Siap setelah pendidikan jenderal," ujar seorang satpam.

"Terus belajar gimana kalau ada tamu yang datang siapa yang ngajarin," kata Kapolda Metro Jaya.

"Siap dari Bank DKI," kata petugas satpam.

"Selamat pagi bapak, selamat pagi ibu," katanya.Saat Fadil Imran berbincang, tampak si satpam itu menjawab tegap.

"Dinasnya di Polda Metro aja atau keliling," tanya Irjen Fadil Imran.

Baca juga: Cerita Ebeh Halim di Karawang, Warga Menyebutnya si Kades Babu, Kerja pun Pakai Kaos

Kedua satpam itu menjawab saat ini keduanya ditugaskan di Bank DKI.

Setelah itu, merekapun berfoto bersama.
Sela

"Siap jenderal, siap," katanya.

Irjen Fadil Imran Murka dan Ingin Usir Aipda Rudi dari Polda Metro Jaya

Aipda Rudi diseret ke sidang disiplin di Mapolda Metro jaya pada rabu (15/12/2021). Kasus Aipda Rudi yang menolak laporan warga itu terjadi saat Polri jadi sorotan setelah sempat viral tagar percuma lapor polisi.

Bagi Irjen Fadil Imran, Aipda Rudi merusak citra Polri.

Saat ini, Aipda Rudi jadi bintara seksi umum di Polres Jakarta Timur setelah sebelumnya bertugas sebagai anggota reserse Polsek Pulogadung.

"Semalam kita dihebohkan lagi. Masyarakat melapor bukannya dilayani tapi justru yang terjadi menyakiti hati masyarakat," kata Fadil dalam cuplikan video reels di akun Instagram @kapoldametrojaya, Selasa (14/12/2021).

Di video itu, Irjen Fadil Imran tampak sedang rapat bersama kapolsek dan kapolres di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

Irjen Fadil Imran meminta pihak Propam dan Provos untuk segera menggelar sidang disiplin dan menjatuhka hukuman keras untuk Aipda Rudi berupa mutasi 'diusir' dari Polda Metro Jaya.

"Ini saya minta Pak Irwasda, Kabid Propam ini, SPKT tolong ditertibkan, para Kapolres ini juga ya. Saya minta ini yang Jakarta Timur segera Provos lakukan sidang disiplin tuntut dia untuk mutasi tour of area, keluar dari Polda Metro Jaya," tegas Fadil.

Fadil memperingatkan bagi anak buahnya apabila melakukan kesalahan serupa, maka ia tak segan-segan untuk menjatuhi hukuman berat.

"Saya sayang sama anda tapi kalau anda tidak sayang sama dirimu sendiri, saya akan perlakukan anda seperti itu. Catat betul ini ya," tambahnya.

Atas kejadian itu, Fadil berharap agar kejadian serupa tak pernah terjadi lagi di jajarannya.

"Ke depan jika ada anggota yang masih menodai kemurnian profesi saya minta Kabid Propam dan jajaran tuntut dengan hukuman mutasi tour of area," imbuhnya.

Kronologi

Korban pencurian dalam kasus ini bernama Meta Kumala (32). Peristiwa pencurian yang dialaminya terjadi pada 7 Desember 2021.

Saat itu, Meta hendak menuju ATM di minimarket Jalan Sunan Sedayu, Rawamangun, Pulogadung Jakarta Timur.

"Saya transaksi agak lama disana, sekitar 40 menit di dalam minimarket," kata Meta dikutip dari Kompas.com, Kamis (16/12/2021).

Di momen itulah, ada komplotan pencuri mengintai Meta. Saat itu, Meta mengendarai mobilnya menuju rumah. Saat berkendara, ada pengendara motor yang mengikuti.

"Ada motor ngikutin dan orangnya ngomong. Tapi kurang dengar ngomong apa," ujar Meta.

Hal itu terjadi dua kali. Pertama, seseorang mengetuk spion mobil Meta. Selanjutnya, giliran kaca mobil Meta yang diketuk.

"Beberapa meter lagi ada ngetuk kaca. Habis ngetuk spion, ngetuk kaca. Orangnya sambil ngomong, 'itu bahayain orang'," ucap Meta.

Meta berhenti dan mengecek mobil yang dikendarainya. Di saat bersama, ada pria membuka pintu mobil bagian kiri mengambil tasnya.

Dalam peristiwa itu, Meta kehilangan tas berisi kartu ATM, KTP, kartu kredit dan kunci mobil. Uang Rp 7 juta ikut raib.

Peristiwa pencurian itu ternyata terekam CCTV. Rekaman CCTV-nya beredar dan viral.

Lapor Polisi Dan Kena Omel

Seusai kejadian, dia langung laporan ke Polsek Pulogadung. Dalam laporanya, ia kehilangan uang Rp 7 juta dan sejumlah kartu penting di tasnya.

"Saya nyebut lah ada lima ATM (yang hilang). Terus salah satu polisi itu berucap, enggak enak nadanya," ujar Meta.

"Dia bilang, 'Ngapain sih ibu punya kartu ATM banyak-banyak? Kalau gini kan jadi repot. Percuma kalau dicari juga pelakunya. Memang ibu enggak tahu adminnya itu mahal?'," ucap Meta menirukan omongan polisi tersebut.

Meta pun kecewa. Ia sedang susah, tetapi malah kena omel dari polisi. Meta juga menyayangkan ucapan yang keluar dari polisi itu.

"Bukan sesuatu yang penting dan enggak banget disampaikan oleh polisi, dan saya langsung sudah il-feel (hilang feeling) lah istilahnya. Ini polisi gimana sih enggak ada iba, enggak ada simpati," kata Meta.

"Caranya menyampaikan nggak pas ya, karena saya sedang kesusahan. Terus kenapa bahas ATM banyak? Adminnya mahal?" tutur Meta.

Di Polsek Pulogadung, Meta ditanya nama lengkap, tanggal lahir, dan barang-barang yang hilang. Namun, setelah itu, polisi tidak memberitahu kepada Mita ihwal prosedur selanjutnya.

"Saya cuma nulis nama, tanggal lahir, apa aja yang hilang. Udah, selesai. Setelah itu udah, jadi tidak ada tindak lanjut prosedurnya apa setelah saya dirampok gitu," ujar Meta.

Meta kemudian disuruh pulang untuk menenangkan diri.

"Dia bilang, 'sudah, ibu mendingan pulang saja dan tenangin diri'," kata Meta menirukan omongan polisi itu.

"Dalam hati saya, Pak, kalau gampang mah anak SD saya minta tolong bantu nyari. Saya enggak habis pikir, makanya saya kecewa banget. Kasus saya nggak ditanganin, malah saya diomelin," ujar Meta.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved