Jadi Kepala Desa 3 Periode, Kades Ini Mengaku Belajar Dari Kisah Umar Bin Khatab
Kisah hidup seorang yang menginspirasi kerap kali menarik untuk dibahas, salah satu kisah menarik datang dari Kepala Desa Duren, Kecamatan Klari, Kabu
Penulis: Irvan Maulana | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Laporan Kontributor Tribun Jabar, Irvan Maulana
TIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Kisah hidup seorang yang menginspirasi kerap kali menarik untuk dibahas, salah satu kisah menarik datang dari Kepala Desa Duren, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Abdul Halim.
Abdul Halim yang kerap disapa Babeh Halim ini menjabat Kepala Desa Duren sejak tahun 2006, dan tahun ini merupakan periode ketiganya pada masa bakti 2018-2024, kisah menariknya bahwa ia merupakan seorang yang berasal dari keluarga biasa.
"Saya tidak pernah memikirkan akan jadi Kepala Desa, saya cuma anak tukang cukur," ujar Babeh Halim saat ditemui di usai acara silaturahmi Kepala Desa di Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta, Sabtu (18/12/2021).
Baca juga: Kecelakaan Maut di Cianjur, Kepala Desa Meninggal Dunia Setelah Tabrakan Sepeda Motor
Babeh Halim mengungkap, ayahnya merupakan seorang Veteran yang tidak tercatat dalam administrasi. Almarhum ayahnya merupakan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) berpangkat Kapten pada masa perjuangan melawan agresi militer Belanda II.
"Berkaca dari hal itu, saya juga memulai perjalanan sebagai seorang kepala desa yang mencontoh bapak saya," kata dia.
Ia bahkan kerap kali berkeliling desa di malam hari untuk memastikan masyarakat bisa tertidur dengan nyaman, hal itu ia lakukan sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakatnya.
"Dulu di awal-awal menjadi kepala desa saya sering belajar dan membaca bagaimana menjadi seorang pemimpin, salah satu yang membuat saya menarik. Ketika membaca kisah Khalifah Umar Bin Khatab, beliau sering tertidur keliling masyarakat di malam hari untuk memastikan masyarakatnya tertidur dengan tenang," imbuhnya.
Seperti diketahui, kisah-kisah Umar Bin Khatab memang mengispsirasi, salah satu kisah paling populer adalah kisah keluarga miskin di Jajirah Arab yang kelaparan di malam hari karena tidak punya gandum untuk dimasak, yang kebetulan didapati sang Khalifah. Ternyata kisah tersebut juga menginspirasi Ebeh Halim.
Baca juga: Jumlahnya Triliunan, Segini Target Investasi di Cianjur, Buka Pemahaman Kepala Desa
"Hal itu saya lakukan sejak awal menjabat di tahun 2006 lalu, lama kelamaan itu jadi terbiasa sampai sekarang," kata Ebeh Halim.
Ia yang memang diajari untuk berbuat tanpa imbalan oleh mendiang orang tuanya, hingga kini selalu diterapkannya.
"Ayah saya yang menaruhkan nyawanya untuk kemerdekaan saja, tidak meminta imbalan kepada negara. Buktinya beliau tidak mau mengurus administrasi, dan hingga kini tidak tercatat sebagai seorang veteran. Itu juga mengajarkan saya untuk berbuat serupa, saya berprinsip untuk tidak menempatkan diri sebagai pejabat," paparnya.
Ia mengistilahkan, menjadi Kepala Desa Duren tidak mengacu pada profit oriented, tapi, ia hanya berpikir bagaimana caranya masyarakat bisa terlayani dengan baik. Meskipun sebagai seorang manusia biasa ia juga memiliki keterbatasan kemampuan.
"Kalau mau kaya, pesugihan banyak, atau kita pelit bisa hemat mungkin jadi kaya. Tapi bukan itu yang saya jadikan tujuan," ucapnya.
Alhasil, hingga kini ia tercatat sebagai kepala desa tiga periode dengan raihan suara telak diatas 50 persen.