Penemuan Mayat di Subang

Hari Ke-108 Kasus Subang, Pelaku Hapus Sidik Jari di Mobil, tapi Jejaknya Tertinggal di Tembok

Hari ini, Sabtu (4/12/2021), kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang sudah memasuki hari ke-108.

Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar / Dwiky Maulana
TKP kasus Subang yang kotor horor dan gelap tanpa penerangan saat dilihat pada Rabu (1/12/2021). 

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Hari ini, Sabtu (4/12/2021), kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang sudah memasuki hari ke-108.

Hingga hari ke-108 ini, yang terhitung sejak 18 Agustus 2021, kasus Subang belum terpecahkan.

Beberapa temuan kasus Subang mengarah kepada pelaku yang diduga mengerti ilmu forensik.

Ciri-ciri pelaku adalah sosok yang hati-hati hingga membersihkan sidik jari di lokasi kejadian di Dusun Ciseuti, Desa Jalancagak, Kabupaten Subang.

Baca juga: Kasus Subang Sudah 107 Hari, Tapi Barang Yosef Masih di Pihak Kepolisian Salah Satunya HP, Kenapa? 

Menurut ahli forensik itu, di antara penyebabnya adalah jejak perampasan nyawa ibu dan anak di Subang itu sangat samar karena sengaja dihilangkan oleh pelaku.

Dokter Hastry yakin pelaku perampasan nyawa ibu dan anak di Subang sangat paham ilmu forensik sehingga bisa bertindak sedemikian sempurna untuk menghilangkan jejak-jejak.

Pernyataan dr Hastry ini diungkapkan di channel Youtube Denny Darko, Selasa (23/11/2021).

Kondisi jenazah Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu saat ditemukan di dalam bagasi mobil memang sudah bersih.

Pelaku memandikan dan membersihkan jenazah keduanya sebelum memasukkan ke dalam mobil Alphard yang diparkir di depan rumah mereka di Dusun Ciseuti, Subang, Jawa Barat.

 

Selain sudah memandikan, pelaku juga mengelap sejumlah tempat di tempat kejadian perkara atau TKP, termasuk di antaranya setir mobil dan pintu-pintu.

Tak mengherankan jika dr Hastry mengakui bahwa pelaku memiliki ilmu pengetahuan luar biasa dan sangat paham dunia forensik.

Tim dari Bareskrim Polres saat di TKP kasus perampasan nyawa Amalia Mustika Ratu dan Tuti di Kampung Ciseuti Desa Jalan Cagak Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang, Kamis (16/9/2021)
Tim dari Bareskrim Polres saat di TKP kasus perampasan nyawa Amalia Mustika Ratu dan Tuti di Kampung Ciseuti Desa Jalan Cagak Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang, Kamis (16/9/2021) (Tribun jabar/ Dwiky)

Menurutnya, hal itu dimungkinkan karena saat ini sangat mudah mengakses pengetahuan tentang forensik. 

Meski memahami forensik, kejahatan yang dilakukan pelaku tidak sempurna.

Tim Inafis Mabes Polri dan Polres Subang masih bisa mendeteksi sidik jari di tembok yang kering, pintu masuk, pintu keluar, dan di mobil.

Bahkan di setir mobil dan pintu bagasi yang sudah dibersihkan dengan air pun masih bisa dideteksi sidik jari.

"Bisa ditemukan, mungkin waktu membersihkan cepat-cepat. Kemarin saya dapat, sidik jari di sekitar mobil, di rumah juga," ujar dr Hastry dikutip dari channel Youtube Denny Darko yang tayang, Selasa (23/11/2021).

Baca juga: FAKTA Baru Kasus Subang, Saksi Ini Sebut Masih Lebih Besar Tekanan dari Kuasa Hukum dibanding Polisi

Diakui dr Hastry, sidik jari memang bisa dibersihkan dengan sabun. Karena itu jenazah kedua korban sengaja dimandikan.

Di jenazah korban ini, Hastry mengaku memang tidak menemukan satu pun sidik jari

Selain karena dimandikan, seusai dibunuh jenazah langsung diautopsi tanpa dilakukan swab lengkap.

"Otomatis sidik jari yang ada di situ hilang," katanya.

Meski begitu, petunjuk yang didapat dinilai sudah sangat kuat untuk menjadi alat bukti yang bisa menjerat tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang.

Apalagi, bukti yang didapat dr Hastry ini juga akan dikolaborasikan dengan sejumlah alat bukti lain seperti file detektor kebohongan, psikologi forensik hingga ilmu grafologi.

"Kepolisian didukung oleh tim forensik menyeluruh ilmunya," tegasnya.

Saat ditanya, apakah yang ditemukan sangat kuat, tidak bisa terkontaminasi atau diframing?

Dokter Hastry dengan tegas menyebut alat bukti yang ditemukan itu adalah sesuatu yang mutlak.

Pelaku Kasus Subang Diketahui dari Cara Merokok

Dokter Hastry mengungkapkan bahwa pemeriksaan forensik yang dilakukannya terhadap kasus Subang sebenarnya sudah rampung.

Ia memang turun tangan dalam kasus perampasan nyawa ibu dan anak di Subang yang sudah berlalu lebih dari 3 bulan.

Kini dr Hastry mengungkapkan apa saja petunjuk polisi untuk menuntun ke dalang pembunuhan ibu dan anak di subang itu.

Rokok disebut dokter Hastry jadi salah satu jalan pembuka polisi mengurai kasus Subang.

Puntung rokok memang banyak ditemui di Tempat Kejadian Perkara atau TKP kasus Subang di Dusun Ciseuti.

Khusus DNA yang ditemukan di puntung rokok di lokasi kejadian, diakui dr Hastry memang butuh satu bulan untuk mengungkapnya. Hal itu karena penyidik juga ingin mencocokkan DNA itu dengan waktu kematian korban.

"Itu yang sulit karena harus kita ulang lagi, kita bandingkan dengan properti atau sisa-sisa rokok yang lain. Karena rumah itu banyak didatangi orang-orang dari yayasan.

Oh... yang baru itu DNA siapa, sesuai gak dengan waktu kejadian, dengan waktu kematian? Jadi lamanya di situ," terangnya.

Meski lama, dr Hastry memastikan sudah menemukan petunjuk penting kasus ini.

"Sebenarnya kita sudah dapat dan selesai dari properti yang kita periksa di laboratorium forensik di Jakarta itu sudah ketemu semua," tegasnya.

Di kesempatan itu dr Hastry juga membocorkan bagaimana caranya di mengungkap calon tersangka dalam kasus ini dilihat dari cara merokoknya.

Dijelaskan dr Hastry, pada identifikasi puntung rokok bisa diketahui bagaimana profil orangnya. "Profile orang merokok berbeda. BIsa sampai satu potong rokok habis, bisa 3/4," katanya.

Selain itu juga bisa diketahui dari cara memegang rokoknya. 

"Kita juga bisa profile dari saksi-saksi ini. Bagaimana dia memegang rokok, bagaimana dia menghabiskan rokok, itu bisa dihabiskan ternyata berbeda-beda. Nanti bila sewaktu-waktu diumumkan (tersangka), memang cara merokoknya seperti itu," urainya.

Diungkapkan Hastry, tanpa disadari, dari puluhan saksi yang merokok itu menjadi bahan identifikasinya.

"Itu kayak memprofile. Mungkin masyarakat gak mikir, itu kerja polisi. Jadi perlu berhati-hati. DNA berbicara, profile dia merokok, merknya apa, itu sudah ada rekamannya," tegasnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved