Bersama Juara Si Lastik dari Ciamis, Mata Mereka Berbinar Saat Bicara Pengolahan Sampah Plastik
Bagi Nazwa (16) dan Lidiya (15), sampah plastik sudah seperti teman bermain. Kedua mata mereka selalu berbinar setiap kali menceritakannya.
Penulis: Andri M Dani | Editor: Arief Permadi
CIAMIS, TRIBUNJABAR.ID - Bagi Nazwa Resti Agustin (16) dan Lidiya Mustajab (15), sampah plastik sudah seperti teman bermain. Kedua mata mereka selalu berbinar setiap kali menceritakannya.
Bisa berjam-jam kedua siswa SMAN 1 Ciamis itu menghabiskan waktunya untuk "bermain" dengan sampah plastik. Sampah-sampah plastik apapun yang mereka hasilkan di rumah selalu bisa mereka ubah menjadi sesuatu yang cantik dan fungsional.
Mulai dari yang sederhana seperti pot bunga atau sayuran hingga yang lebih rumit seperti pernak-pernik hiasan meja, bunga-bunga plastik, wadah lilin aroma terapi, dan sebagainya, termasuk, toples cantik dari botol plastik bekas serta tikar dan sejadah yang indah dari bungkus bekas kopi sachet.
Dua yang terakhir ini bahkan menjadikan mereka juara lomba daur ulang sampah Kreasi Plastik Jadi Cantik (Si Lasik), yang digagas Pusaka Naraya dalam rangkaian acara Urban Villace 2021, Peminatan Marketing Komunikasi Telkom University, akhir November lalu.
Toples cantik yang dibuat dan dipresentasikan Nazwa meraih juara pertama kategori Si Terbaik, sementara tikar dari bungkus kopi sachet bekas yang dibuat Lidiya meraih juara pertama kategori Si Gemoy.
Ditemui di skampus SMAN 1 Ciamis, Jumat (3/12) siang, Nazwa mengatakan, karyanya yang menjadi Si Terbaik dalam lomba Si Lasik terbuat dari botol bekas kemasan softdrink “Big Cola” ukuran 3 liter.
“Di rumah memang banyak botol (Big Cola). Apalagi waktu Lebaran kemarin, banyak yang suka,” ujar Nazwa.
Biasanya, ujar Nazwa, botol plastik bekas minuman bersoda tersebut hanya digunakan sebagai wadah untuk menanam berbagai jenis cabai, aneka sayuran. dan kembang di halaman rumahnya di Jalan Pelita, Lingkungan Desa, Kelurahan Cigembor, Ciamis .
“Lama-lama kepikiran juga, kenapa enggak dibikin toples sekalian. Kan lebih banyak manfaatnya. Tidak hanya jadi pot untuk nanam cabai rawit, atau sayur mayur. Apalagi bekas botolnya kan cukup besar,” ujarnya.
Selain tak terlalu sulit, kata Nazwa, membuat toples dari botol plastik bekas ini juga sangat mengasyikan. Pertama, botol ini digunting untuk dibuat toples ukuran sedang. Di bagian bawahnya sebagai alas, menggunakan bekas tutup botol, bekas tutup toples, dan serpihan kardus.
“Jadi, semuanya sampah plastik. Kecuali cat semprot, lem, dan mata rantai sebagai aksesoris,” ujar bungsu dari dua bersaudara, putri pasangan Agus Gunawan dan Ny Lia Herliani tersebut.
Dengan memanfaatkan waktu senggang usai pulang sekolah, sekitar 2,5 jam siswi kelas X MIPA 1 ini bisa menyulap limbah plastik tersebut menjadi toples yang indah yang menarik.
“Toples ini bisa dimanfaatkan untuk wadah. Wadah camilan, wadah kue, keripik, dan sebagainya. Untuk lilin aroma terapi juga bisa, tapi tutup toplesnya harus dibuka,” ujar Nazwa.
Nazwa juga mengaku kerap memanfaatkan botol plastik kemasan air mineral jadi kembang.
“Botol air mineralnya dibakar dulu, kemudian dibuat jadi kembang. Bikinnya lama juga sampai empat jam,” ujar Nazwa seraya mengatakan bahwa di rumahnya tersedia wadah khusus untuk menampung berbagai sampah plastik terutama berupa botol bekas air mineral, wadah minuman kemasan lainnya seperti teh gelas, dan sebagainya.