Bocah Pemulung Pangandaran Sendirian saat Hujan Tengah Malam, di Sekolah Dikenal Anak Cerdas

Bocah berusia 9 tahun di Pangandaran, sebut saja Awan, jadi pemulung demi ekonomi keluarga. Dia masih sekolah kelas 3 SD.

Penulis: Padna | Editor: Mega Nugraha
Ilustrasi Anak-anak Mengamen di Perempatan Jalan 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Bocah berusia 9 tahun di Pangandaran, sebut saja Awan, jadi pemulung demi ekonomi keluarga.

Pada Rabu (1/12/2021) malam dia ditemukan tim Tagana di Taman Tugu Marlin Pangandaran sedang kedinginan dengan membawa karung berisi sampah plastik hasil memulung.

Awan dievakuasi oleh Tim Tagana Pangandaran kemudian dipulangkan ke rumah kakeknya di Kecamatan Pangandaran.

Awan masih sekolah kelas 3 SD di Kecamatan Pangandaran. Setelah ditemukan kedinginan di Taman Tugu Marlin, Awan tak masuk sekolah pada Kamis (2/12/2021).

Baca juga: Sepulang Sekolah Cari Rongsokan Bocah 9 Tahun di Pangandaran itu Menahan Dingin di Taman Tugu Marlin

Kepala SD tempat Awan sekolah, Abdul Aziz, mengatakan, hari ini Awan tidak masuk sekolah.

"Tapi, hari ini dia tidak masuk. Setiap waktu sekolah, dia biasa bersekolah seperti biasa. Tapi dalam seminggu, sesekali kadang dia bolos dan kata ibunya dia mau pindah ke sekolah lain," ujar Abdul Azis nya saat ditemui Tribunjabar.id di ruangan kantornya, Kamis (2/12/2021) pagi.

Kata dia, Awan dikenal sebagai anak cerdas. Dalam pembelajaran juga IQ nya cukup bagus. Termasuk, dalam pembelajaran juga semangat.

"Dia semangat belajar lah, cuman dalam sehari harinya ketika pulang sekolah saya kurang tau," katanya.

Sepulang sekolah, Awan membawa karung dan menyusuri jalanan Pangandaran memunguti sampah plastik atau memulung untuk kemudian dijual.

"Dia mungkin minta ke orang tua bingung atau kasihan atau gimana, yang akhirnya mungkin terpaksa mencari uang sendiri. Disamping mencari rongsok juga, mungkin ada yang memberi uang jadi mungkin dia malah lebih semangat," ucap Abdul Azis.

Meskipun di sekolah tanggungjawabnya, tapi selain guru, harus melibatkan semua stakeholder satu diantaranya, pemerintah dan orang tua.

Baca juga: Ditreskrimsus Polda Jabar Tangkap Sindikat Pencuri Data Pribadi Nasabah Koperasi, Kerugian Miliaran

"Kan disini, dia numpang di kakeknya. Mungkin karena tidak terkontrol, dia mencari jalan sendiri, mungkin awalnya bersama teman temannya. Lama kelamaan, mungkin dia mencari sendiri," ujarnya.

Abdul mengungkapkan, pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mendorong Awan untuk semangat bersekolah.

"Karena, layaknya dia kan usia sekolah, masih di bawah umur. Pada masa belajar, dia harusnya tidak usah kerja berat. Dan Kita sudah berupaya untuk menjadikan anak menjadi lebih baik, layaknya anak-anak lain."

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved