Imunisasi Dasar pada Anak Turun Sejak Pandemi Covid-19, IDAI Ajak Orangtua Periksakan Anak-anak

Untuk itu IDAI meluncurkan program Littleku (lengkapi imunisasi tidak lengkap anakku) sebagai upaya menginventaris dan mengenali anak yang terlambat

Editor: Ravianto
Thinkstockphotos
Ilustrasi imunisasi pada anak.Saat ini cakupan imunisasi dasar pada anak mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengajak orangtua dan masyarakat, serta tenaga kesehatan untuk memeriksa dan melengkapi imunisasi anak agar terlindungi dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti difteri, campak maupun rubela.

Untuk itu IDAI meluncurkan program Littleku (lengkapi imunisasi tidak lengkap anakku) sebagai upaya menginventaris dan mengenali anak yang terlambat atau tidak lengkap imunisasinya.

Saat ini cakupan imunisasi dasar pada anak mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19.

"Kalau imunisasi dasar turun di bawah 60 persen saja, penyakit yang tadinya terkendali bisa bermunculan lagi," kata Ketua Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso dalam keterangan pers virtual, Senin (29/11/2021).

Diharapkan melalui program Littleku dapat memberi gambaran rutin kepada IDAI terkait kemunculan penyakit seperti difteri, campak, maupun rubela.

"Selain itu, banyak dokter yang khawatir dengan program imunisasi kejar atau diberikan kepada anak yang terlambat atau peserta imunisasi yang baru sadar setelah jadwal terlewat," imbuhnya.

Kementerian Kesehatan RI melaporkan cakupan imunisasi dasar lengkap secara nasional sampai dengan Oktober 2021, baru mencapai 56,5 persen dari target 78 persen populasi sasaran.

Adapun provinsi yang mendekati target tersebut adalah Bengkulu, Banten, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Bangka Belitung.

Imunisasi dasar lengkap pada usia anak di antaranya Hepatitis B, BCG, Polio, DPT.

IDAI memandang imunisasi dasar dan lanjutan penting untuk menjaga imunitas anak dan melindungi anak saat beraktivitas seperti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah.

Executive Director International Pediatric Association (IPA) Aman Bhakti Pulungan menambahkan, imunisasi rutin pada anak perlu diperioritaskan sebelum pemberian vaksin Covid-19.

"Kita mau imunisasi rutin didahulukan, baru nanti diimunisasi Covid-19," kata Aman.

Menurut Aman pernyataan itu akan disampaikan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai bahan masukan yang perlu dipertimbangkan.

Mengabaikan imunisasi rutin pada anak berisiko memicu kejadian luar biasa (KLB) di masa depan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved