Begini Nasib Yudha Seusai Debat dan Sebut Dedi Mulyadi Anggota DPR RI Rasa Satpol PP
Sempat heboh mahasiswa di Purwakarta bernama Yuddha sebut Dedi Mulyadi Wakil Ketua Komisi IV DPR Ri sebagai anggota DPR RI rasa Satpol PP.
Setelah ngopi, Dedi Mulyadi berkunjung ke kediaman Yudha di Purwakarta. Yudha ternyata mahasiswa STAI DR KHEZ Muttaqien semester 8 jurusan hukum keluarga.
"Saya berkunjung ke rumah Yudha Dawam Abdas. Dia rupanya sudah lama ditinggal meninggal oleh ayahnya. Yudha yang kini kuliah di semester 8 jurusan hukum keluarga STAI DR KHEZ Muttaqien ternyata sudah 5 semester belum membayar uang kuliah," kata Dedi di akun Facebooknya, seperti dikutip pada Minggu (28/11/2021).
Di pertemuan itu, meski sudah menganggap Dedi Mulyadi sebagai anggota DPR RI rasa Satpol PP, Dedi membantu Yudha menyelesaikan kuliahnya.
"Sekarang Yudha tidak harus bingung lagi karena seluruh biaya kuliah sampai wisuda sudah diselesaikan. Bagi saya, setiap peristiwa yang dialami, selalu memiliki arti bagi siapapun yang mentafakurinya," kata dia.
Kronologi
Saat sedang memunguti sampah bersama warga Pasar Rebo, tiba-tiba Dedi Mulyadi dihampiri pria mengaku mahasiswa STAI Muttaqien jurusan hukum keluarga. Pria tersebut bernama Yudha Dawami.
“Akang di sini sebagai apa? Apa dasar hukumnya?,” tanya Yudha.
Baca juga: Kasus Perampasan Nyawa di Purwakarta, 6 Anggota TNI AL Dihukum, Terdakwa Sipil Masih Disidang
“Saya di sini sebagai warga yang ini Purwakarta bersih. Kalau membersihkan lingkungan harus ada dasar hukum?,” jawab Dedi yang juga alumni HMI.
“Kan ada yang berwenang,” timpal Yudha.
“Iya memang ada mereka yang berwenang kok. Di sini ada Iwapa, Dishub juga. Saya hanya membantu. Saya warga Purwakarta, kenapa (pasar) anda biarkan kotor,” ucap Dedi.
Yudha tetap melakukan protes dan menilai jika Dedi tak berwenang karena bukan pelaksana teknis.
“Loh tidak masalah. Pungut sampah itu kewajiban. Saya warga Purwakarta yang mencintai kebersihan,” jelas Dedi menanggapi protes tersebut.
“Saya juga mencintai kebersihan,” kata Yudha.
“Ya, terus kenapa dibiarkan (sampah). Saya tidak akan melayani orang yang pandai berteori,” timpal Dedi.
Mahasiswa itu pun terus memprotes jawaban Dedi. Ia merasa apa yang diungkapkan merupakan protes warga yang diwakili olehnya.