Gara-gara Bersihkan Pasar, Dedi Mulyadi Mau Dilaporkan ke MKD DPR RI oleh Satu Ormas dan HMI
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mempersilakan siapapun untuk melaporkan dirinya ke Mahkamah
TRIBUNJABAR.ID - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mempersilakan siapapun untuk melaporkan dirinya ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI atas aksinya membersihkan lingkungan Pasar Rebo Purwakarta.
Seperti diketahui organisasi masyarakat yang mengatasnamakan diri Komunitas Madani Purwakarta (KMP) akan melaporkan Kang Dedi Mulyadi ke MKD DPR RI terkait aksi bersih-bersih lingkungan sejumlah pasar di Purwakarta. Dedi dianggap overlapping kewenangan.
Senada dengan KMP, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Purwakarta juga akan melaporkan Dedi ke MKD. HMI Purwakarta saat ini sudah berkoordinasi dengan HMI Pusat untuk membuat laporan ke MKD.
Kang Dedi menilai publik saat ini sangat berharap setiap orang untuk berperan praktis tidak hanya teoritis. Contohnya jika melihat sampah segera bereskan bukan sekadar berbicara atau kritik di media sosial.
Baca juga: Dedi Mulyadi Lunasi Tunggakan Uang Kuliah Mahasiswa yang Memprotesnya karena Punguti Sampah
"Sikap-sikap spontanitas itu menjadi dambaan publik, dan publik itu tidak peduli siapa yang melaksanakan yang penting dia bisa menikmati produk dan kinerja negara," kata Kang Dedi Mulyadi.

Ia pun menyadari selalu ada pro dan kontra di setiap perjalanan. "Kalau yang pro memberikan dukungan, yang kontra melakukan penentangan. Saya kan terbiasa dari dulu dengan yang kontra. Saya dari dulu membuka ruang bagi mereka yang memberikan kritik. Tetapi saya akan terus bekerja memberikan pelayanan sesuai kemampuan saya," kata Dedi Mulyadi dalam rilisnya, Sabtu (27/11/2021).
Menurut Dedi apa yang dilakukannya dalam membersihkan lingkungan pasar adalah kegiatan spontanitas sebagai warga untuk membantu aparat dan pedagang.
Di daerah lain, kata Dedi, penataan pasar kerap diwarnai dengan pengambilan barang dagangan oleh Satpol PP. Untuk menghindari hal itu ia hadir untuk mencari solusi agar pasar tertata bersih dan pedagang bisa tetap mencari untung.
"Nah saya yang biasa bersama masyarakat mencari solusi seperti meminta pedagang pindah ke dalam pasar dan selama penataan satu bulan pedagang tidak dagang dulu dan dikasih uang pengganti. Saya ini sebenarnya berdiri di dua sisi. Satu sisi saya mewakili masyarakat yang ingin lingkungan pasar tertib, saya juga mewakili pedagang yang tidak boleh dirugikan," ujarnya.
Terkait kewenangan membersihkan lingkungan pasar yang selama ini dipersoalkan, Dedi menjelaskan bahwa Komisi IV DPR RI yang dipimpin olehnya juga mengurusi soal sampah di bawah mitra kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Sampah yang telah dikumpulkan dari pasar diangkut ke tempat daur ulang. Tempat daur ulang tersebut merupakan aspirasi DPR RI.
"Akhirnya kan sekarang berjalan, sampah diangkut, didaur ulang jadi produk magot dan nantinya menjadi bio energi. Jadi apa yang dilakukan memberikan kontribusi," kata Kang Dedi.
Baca juga: Dedi Mulyadi Peringatkan KLHK Agar Serius Urusi Masalah Limbah PT RUM di Sukoharjo Jawa Tengah
Sementara soal tuduhan overlapping yang menjadi bahan laporan ke MKD, Dedi memastikan tidak ada kaitannya. Justru sebagai warga ia memberikan suporting lebih kepada para penyapu dan pengangkut sampah dalam membantu membereskan pasar.
"Kalau saya ambil honor tukang sapu itu bisa dikatakan overlapping. Kalau ini kan justru saya memberikan kontribusi dan suporting kepada penyapu dan pengangkut sampah," ujarnya.

Meski demikian ia mempersilakan siapapun untuk melaporkan dirinya ke MKD.
"Itu hak setiap orang melaporkan saya. Tinggal persoalannya adalah ketika saya dilaporkan ke MKD, kehormatan apa dari DPR yang saya cederai? Apa bukan malah sebaliknya citra DPR RI jadi baik? Yang dilaporkan ke MKD itu anggota DPR yang tidak pernah masuk, tidak pernah melakukan aspirasi masyarakat, tidak pernah bekerja, tidak pernah membela rakyat, itu yang harus dilaporkan," ujarnya.
"Tapi ya silakan aja kalau mau dilaporkan, mangga wae. Yang penting mau saya dilaporkan, mau saya disanjung, saya akan terus bersih-bersih di mana pun. Jadi di Jakarta (DPR) saya tetap bekerja, di sini (daerah) saya tetap bermasyarakat," kata Kang Dedi Mulyadi.
Baca juga: Profil dan Penghargaan yang Diterima Dedi Mulyadi Mulai dari Bidang Budaya, Agama hingga HAM
Dedi Mulyadi Lunasi Tunggakan Uang Kuliah Mahasiswa yang Memprotesnya karena Punguti Sampah
Beberapa waktu lalu viral di media sosial, seorang mahasiswa yakni Yudha Dawami Abdas tiba-tiba memprotes anggota DPR RI Dedi Mulyadi yang tengah memunguti sampah di Pasar Rebo Purwakarta.
Saat itu Yudha Dawami Abdas menanyakan kepada Dedi Mulyadi soal dasar hukum hingga kewenangan Dedi Mulyadi memunguti sampah sekaligus turut membersihkan lingkungan di Pasar Rebo.
Aksi protes mahasiswa kepada Dedi Mulyadi itu pun langsung viral di media sosial dan ribuan komentar pun meluncur dari para netizen. Mayoritas komentar bernada negatif kepada Yudha Dawami Abdas, hingga akun media sosialnya pun diserang netizen.
Kini setelah insiden itu mulai mereda, Dedi Mulyadi justru mengunjungi Yudha Dawami Andas di rumahnya di daerah Plered Purwakarta.
Saat berbincang di rumah mahasiswa ini lah, baru diketahui siapa sosok Yudha Dawami Abdas yang sebenarnya.
Baca juga: Profil dan Penghargaan yang Diterima Dedi Mulyadi Mulai dari Bidang Budaya, Agama hingga HAM
Yudha ternyata sudah lama ditinggal meninggal dunia oleh ayahnya. Kini ia tinggal dengan ibunya.
Dalam pertemuan itu juga terungkap, Yudha yang kuliah di semester 8 jurusan hukum keluarga STAI DR KHEZ Muttaqien Purwakarta itu ternyata sudah 5 semester belum membayar uang kuliah.
Mendengar hal ini, tanpa pikir panjang Dedi Mulyadi langsung melunasi tunggakan uang kuliah Yudha Dawami Abdas. Tak hanya melunasi tunggakan, Dedi Mulyadi pun membayari penuh uang kuliah Yudha hingga selesai.

Mendapat kabar yang membahagiakan ini, Yudha dan ibunya pun bersyukur serta mengucapkan banyak terima kasih kepada Dedi Mulyadi.
Sekarang Yudha tidak harus bingung lagi karena seluruh biaya kuliah sampai wisuda sudah diselesaikan. Bagi saya, setiap peristiwa yang dialami, selalu memiliki arti bagi siapapun yang mentafakurinya," kata Dedi Mulyadi.
Baca juga: Dedi Mulyadi Tagih Janji Menteri LHK Siti Nurbaya Soal Penghentian Tambang di Kawasan Hutan
Menurut Dedi Mulyadi, Allah SWT selalu memiliki cara untuk mengangkat derajat seseorang melalui peristiwa alam yang dijalaninya.
"Artinya, memungut sampah ternyata melahirkan banyak peristiwa yang tidak bisa kita bayangkan sebelumnya. Semoga di Hari Jumat ini dan juga hari-hari ke depan, ada catatan keberkahan yang berhasil kita tuliskan," kata Dedi Mulyadi.
Baca juga: Bukan Kisah Sedih, Kini Dedi Mulyadi Unggah 2 Kisah Bikin Ngakak, Tentang 11 Kali Nikah dan 18 Anak

Dedi Mulyadi Punguti Sampah di Pasar Malah Diprotes oleh Mahasiswa Ini, Nanya Dasar Hukum Segala
Seorang mahasiswa tiba-tiba protes saat anggota DPR RI Dedi Mulyadi melakukan aksi bersih-bersih di Pasar Rebo Purwakarta. Mahasiswa tersebut protes dan mempertanyakan kapasitas Dedi Mulyadi untuk membersihkan lingkungan di sekitar pasar itu dari sampah.
Kejadian bermula saat Kang Dedi Mulyadi memungut, menyingkirkan, dan mengangkut sampah bersama Ikatan Warga Pasar (Iwapa) Pasar Rebo Purwakarta. Selain itu Dedi Mulyadi pun berdiskusi dengan aparat pemerintahan untuk bersama-sama menata pedagang yang langsung direspons positif oleh pemerintah.
Untuk mengangkut sampah yang berserakan dan membantu aparat menertibkan lapak pedagang, Dedi pun berinisiatif mengajak para pengemudi ojek untuk turut membantu.
“Ini ojek ada berapa orang? Sok bantuin saya bersihkan pasar nanti dibayar Rp 150 ribu per orang. Semua orang harus taat aturan dan dagang tertib,” kata Dedi Mulyadi.

Saat sedang memunguti sampah itu tiba-tiba Dedi Mulyadi dihampiri seorang pemuda yang mengaku sebagai mahasiswa STAI Muttaqien jurusan hukum keluarga. Pria tersebut bernama Yudha Dawami.
“Akang di sini sebagai apa? Apa dasar hukumnya?,” tanya Yudha kepada Dedi Mulyadi.
“Saya di sini sebagai warga yang ingin Purwakarta bersih. Kalau membersihkan lingkungan harus ada dasar hukum?,” jawab Dedi.
“Kan ada yang berwenang,” timpal Yudha.
“Iya memang ada mereka yang berwenang kok. Di sini ada Iwapa, Dishub juga. Saya hanya membantu. Saya warga Purwakarta, kenapa (pasar) Anda biarkan kotor,” kata Dedi.
Yudha tetap melakukan protes dan menilai Dedi Mulyadi tak berwenang membersihkan pasar dari sampah karena bukan pelaksana teknis.
“Loh tidak masalah. Pungut sampah itu kewajiban. Saya warga Purwakarta yang mencintai kebersihan,” kata Dedi menanggapi protes mahasiswa itu.
“Saya juga mencintai kebersihan,” kata Yudha.
“Ya, terus kenapa dibiarkan (sampah). Saya tidak akan melayani orang yang pandai berteori,” timpal Dedi.
Mahasiswa itu pun terus memprotes jawaban Dedi. Ia merasa apa yang diungkapkan merupakan protes warga yang diwakili olehnya.
Mendengar hal itu Dedi pun menanyakan masyarakat mana yang diwakili oleh Yudha. Namun Yudha tak menjawab dan terus menanyakan kewenangan juga kompetensi Dedi membersihkan padsar dari sampah.
“Memungut (sampah) tidak perlu kewenangan atau kompetensi,” ujar Kang Dedi.
Baca juga: Endang Juru Parkir di Purwakarta Pencipta Belasan Lagu Berharap Ketemu Dedi Mulyadi, Ingin Ini
Karena warga dan pedagang semakin berkumpul, Dedi pun mengajak pemuda tersebut menuju suatu ruangan untuk melanjutkan diskusi.
Di ruangan terungkap pemuda tersebut berasal dari Plered, Purwakarta. Dedi pun langsung menanyakan keberadaan Yudha saat ia memunguti sampah di wilayah Plered.

Seperti diketahui beberapa waktu lalu Dedi melakukan aksi bersih-bersih di sekitar Plered mulai dari jalan utama hingga area pasar. Di lokasi tersebut ditemukan banyak sampah menumpuk di pinggir jalan dan pasar hingga terdapat bangkai binatang yang sudah berminggu-minggu.
Dedi menilai Yudha yang mengaku sebagai mahasiswa cinta lingkungan tidak peka karena membiarkan lingkungan rumahnya kotor dan penuh sampah. Bahkan sampah harus diangkut oleh Dedi yang bukan orang Plered.
“Kenapa anda mahasiswa tidak punya kepekaan ada orang setiap hari buang sampah dan membiarkan, jangan-jangan anda ikut buang. Harusnya anda malu sebagai warga Plered, memungut sampah oleh saya. Anda jangan ketinggian ngomong, seharusnya malu sampah depan rumah saja dibiarkan,” kata Dedi.
“Kan ada yang lebih berkompeten,” timpal Yudha.
“Pemikiran seperti anda membuat negara tidak maju. Tidak punya keinginan memperbaiki secara langsung, hanya berteori. Ngomongnya tinggi. Harusnya anda orang Plered malu, sampah di depan anda dibiarkan oleh anda dan saya yang memungut. Harusnya anda malu, bangkai kucing di pinggir jalan, corat-coret dibiarkan, harusnya malu,” kata Kang Dedi.
Lagi-lagi Yudha tidak menjawab dan malah menanyakan peran dan fungsi Dedi Mulyadi membersihkan Pasar Rebo dari sampah.
“Saya sebagai masyarakat Purwakarta dan Iwapa menyingkirkan sampah pasar. Justru anda harus malu. Orang setingkat saya Wakil Ketua Komisi IV mau pungut sampah, bersihkan lingkungan. Sementara mahasiswa seperti anda lagunya sudah kayak menteri. Ayo kumpulkan mahasiswa kita bersama angkut sampah,” kata Dedi.
Sementara itu warga yang ikut di ruangan tersebut menilai obrolan tidak akan selesai. “Sudah Kang kalau begini terus akan lama tidak ada gunanya malah menghambat. Sudah ayo Kang kita kembali punguti sampah,” ucap warga.
Baca juga: Hilman, Bocah Disleksia Inspiratif, Pagi Jual Serabi Siang Kerja di Kandang, Ditemukan Dedi Mulyadi
Dedi pun mengajak Yudha untuk kembali ke pasar mengangkut sampah bersama warga dan pedagang. “Sudah ayo kita mulungan runtah (punguti sampah), jangan ngomong saja,” ucap Dedi.
Setelah keluar ruangan tiba-tiba Yudha izin pamit tidak ikut bersih-bersih dengan alasan ada agenda diskusi lain dengan rekan-rekannya.
“Pamit ke mana? Ayo kita bersih-bersih, kan katanya mencintai lingkungan,” ucap Kang Dedi.
“Nanti kita agendakan untuk bersih-bersih,” jawab Yudha.

Di akhir obrolan Dedi mengingatkan agar siapapun orang berhak untuk melakukan protes atau kritik. Namun hal tersebut harus disertai contoh.
“Kritik itu harus dengan contoh. Karena publik saat ini menyukai hal yang praktis, beda zaman tahun saya 90-an. Publik lebih suka yang praktis bukan teoritis,” kata Dedi Mulyadi.
Baca juga: Bukan Kisah Sedih, Kini Dedi Mulyadi Unggah 2 Kisah Bikin Ngakak, Tentang 11 Kali Nikah dan 18 Anak