Penjualan UMKM Terbesar dari Usaha Kuliner, Transaksi Digital Terbanyak Berasal dari Fesyen
Perkembangan ekonomi digital Jabar tumbuh positif di masa ini, terlihat dari pertumbuhan nilai transaksi e-commerce oleh warga Jabar pada pertengahan
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Darajat Arianto
“Dari sisi kategori usaha, tertinggi ada di bidang kuliner. Namun demikian untuk yang sudah digital, yang tertinggi di kategori usaha fesyen,” katanya.
Pandemi memang memberikan tekanan bagi UMKM. Namun, disisi lain tidak sedikit terbuka peluang, seperti peningkatan penggunaan e-commerce yang mencapai 300%, kenaikan konsumsi streaming 8,9%, peningkatan layanan logistik 30%, dan layanan pesan antar makanan naik 15%.
Pandemi Covid-19 dikatakan Ketua Panitia LCS Dadan Soekardan melemahkan dan bahkan mematikan usaha para pelaku UMKM, khususnya di wilayah Jawa Barat.
Kurangnya pengetahuan mengenai teknis pemasaran dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi menyebabkan performa usaha terjun bebas, khususnya saat kebijakan PPKM diterapkan.
Padahal, banyak di antara pelaku UMKM tersebut yang sebenarnya telah memiliki akun-akun media sosial, seperti Facebook, Instagram, Twitter, Tik-tok, namun akun tersebut lebih sering digunakan untuk media pertemanan.
UMKM belum memahami dampak besar dari menawarkan produk dan jasa yang dihasilkan melalui media-media sosial sangat berdampak besar terhadap kemajuan usaha mereka.
“UMKM baru memanfaatkan platform tersebut hanya untuk berbelanja, padahal bisa membantu menjadikan produk dan jasa yang mereka hasilkan tidak hanya di jual di pasar local, akan tetapi juga dapat di jual di pasar regional, bahkan pasar global," ucapnya.
Terdapat 217 peserta pelatihan UMKM dari 27 kota/ kabupaten di Jawa Barat dengan produk yang dihasilkan, meliputi kuliner, fashion, serta industry kreatif dalam kegiatan yang diharapkan mampu membuka wawasan UMKM. (*)