Dedi Mulyadi Temui Yudha, Mahasiswa yang Permasalahkan Kewenangan Anggota DPR RI Pungut Sampah
Yudha yang sempat berdebat dengan Anggota DPR RI Dedi Mulyadi akhirnya bertemu dengan mantan Bupati Purwakarta itu.
TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG- Yudha yang sempat berdebat dengan Anggota DPR RI Dedi Mulyadi akhirnya bertemu dengan mantan Bupati Purwakarta itu.
Yudha sempat mendebat dan mempermasalahkan Dedi Mulyadi yang membersihkan sampah di kawasan Pasar Rebo. Yudha berdalih bahwa Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu tidak punya kewenangan membersihkan sampah.
Dia konsisten menyebut bahwa kewenangan membersihkan sampah itu tugas Pemkab Purwakarta.
Dari perdebatan itu, Yudha akhirnya dihujat karena tidak berpikir rasional terkait pengurusan sampah. Belakangan, Dedi dan Yudha akhirnya bertemu.
Baca juga: Mayat dalam Karung di Bandung, Diduga Meninggal Dianiaya dan Barang Bukti Berserakan
Dedi Mulyadi mengatakan, dia mendengar kabar bahwa Yudha mengalami tekanan berat di media sosial.
"Akhirnya saya berinisiatif mengundangnya ngopi bareng sambil mendengarkan apa saja yang bergejolak dalam pikirannya," kata Dedi dikutip dari akun Facebooknya, Kamis (25/11/2021).
Di pertemuan itu, Dedi mengungkap bahwa keluarga Yudha ini merupakan pedagang. Sedangkan ayahnya guru dan sudah meninggal.
"Saat ini dia kuliah semester 8 di STAI DR KHEZ Muttaqien. Dia meminta maaf karena sempat keliru menyebut nama kampus Yudha yakni STIE DR KHEZ Muttaqien.
"Bicara dasar hukum seorang anggota DPR RI memungut sampah, Yudha memiliki pandangan terkait pemisahan kekuasaan dalam politik ala Montesquieu. Yakni, Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif," kata Dedi.
Yudha juga menyebut Dedi sebagai anggota DPR RI rasa Satpol PP.
"Saya katakan bahwa lebih baik menjadi anggota parlemen rasa Satpol PP dibanding hidup tidak punya rasa dan tidak punya karya," kata Dedi.
Ia memaklumi pendapat yang disampaikan Yudha yang seorang mahasiswa yang bisa berbas berpendaoat.
"Begitu pun dengan warga Negara Indonesia lainnya. Namanya juga mahasiswa, tidak ada salahnya. Tinggal, penempatan cara dan waktu atau momentum untuk mengkritik. Selain itu, objek sasaran kritik sangat perlu untuk dipertajam lagi," ujarnya.
Baca juga: Belum Vaksin? Yuk Ikut Vaksinasi Covid-19 di Kota Cirebon, Berikut Jadwal Lengkapnya Hari Ini
Dedi Mulyadi berterima kasih karena Yudha berani menyampaikan kritik.
"Artinya saya semakin bersemangat untuk bersih-bersih dan mengurus sampah menjadi pupuk organik, maggot dan energi terbarukan. Artinya, sampah itu bermanfaat" ucapnya.