Sejarah Indonesia
Patok Jati di Taman Tjimanoek Indramayu dan Kejayaan Sungai Cimanuk Sebagai Pusat Niaga
Patok jati yang ada di Taman Tjimanoek Indramayu ada kaitannya dengan kejayaan Sungai Cimanuk sebagai pusat niaga.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Patok kayu jati yang berada di Taman Tjimanoek Indramayu menjadi cikal bakal awal mulanya kejayaan Sungai Cimanuk sebagai pusat niaga pada zamannya dahulu.
Salah satu peninggalan sejarah tersebut, diketahui dahulunya adalah sebuah penanda peta berupa tiang bendera.
Fungsinya untuk memberitahu kepada kapal-kapal besar bahwa mereka sudah tiba di Kabupaten Indramayu.
Kapal itu hendak membawa hasil bumi untuk berniaga.
Menurut Ketua Yayasan Indramayu Historia, Nang Sadewo mengatakan, patok jati itu sudah ada sebelum wilayah Indramayu pada massa Hindia-Belanda dibentuk sebagai permukiman perkotaan.
Adapun lokasi setempat, dahulu dikenal dengan sebutan Pelabuhan Bandar Cimanuk.
"Untuk usianya, kalau dilihat dari aktivitas ekonomi Sungai Cimanuk ini, itu dimulai sekitar 1680-an atau 1700 kemudian ditata menjadi kota sekitar tahun 1800-an menuju awal 1900," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Minggu (21/11/2021).
Dijelaskan Nang Sadewo, banyak peninggalan di sekitaran Sungai Cimanuk Indramayu yang membuktikan bahwa dahulunya pernah menjadi pusat niaga.
Salah satunya adalah Gedung Rijstpellerij atau Pabrik Penggilingan Padi zaman Hindia Belanda di Jalan Siliwangi Indramayu.
Gedung Rijstpellerij ini beroperasi pada tahun 1927-1935.
"Sesuai namanya Rijstpellerij ini diambil dari bahasa Belanda yang dahulunya merupakan tempat penggilingan padi atau palawija," ujar dia.
Gedung Rijstpellerij juga merupakan pabrik penggilingan padi pertama yang ada di Kabupaten Indramayu pada saat Pelabuhan Bandar Cimanuk masih beroperasi.
Nang Sadewo menceritakan, pada zaman dahulu seluruh hasil pertanian para petani di Kabupaten Indramayu akan dikumpulkan di Gedung Rijstpellerij ini untuk dikelola.
Hasil penggilingan tersebut nantinya akan dikirimkan untuk pemenuhan kebutuhan pokok di daerah pesisir utara, seperti Cirebon, Kuningan, Subang, dan lain sebagainya.