Habiskan 3 Ons Daging Ayam, Anak Elang Jawa dari Indramayu Transit di Ciamis Sebelum Dilepasliarkan
Elang jawa yang diserahkan warga Indramayu kepada petugas Resort XXII KSDA Cirebon kini ada di BKSDA Wilayah III Jabar di Ciamis
Penulis: Andri M Dani | Editor: Darajat Arianto
Laporan wartawan Tribunjabar.id, Andri M Dani
TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS – Elang jawa (Nisaetus bartelsi) yang diserahkan warga Indramayu kepada petugas Resort XXII KSDA Cirebon melalui seorang dokter hewan tersebut kini sudah berada di BKSDA Wilayah III Jabar di Komplek Perkantoran Kertasari Ciamis.
“Tiba tadi malam sekitar pukul 21.00 disampaikan langsung oleh petugas KSDA Resort Cirebon,” ujar Dede Nurhidayat, fungsional konsevasi BKSDA Wilayah III Jabar di Ciamis kepada Tribun Jumat (12/11).
Elang jawa hasil penyerahan dari warga dari Indramayu tersebut menurut Dede, untuk sementara transit dulu di BKSDA Wilayah III Jabar di Ciamis.
“Ya transit dulu di sini, masih menunggu dokter hewan untuk memeriksa kesehatannya. Mudah-mudahan malam ini sudah ada pemeriksaan kesehatannya,” katanya.
Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan, secepatnya elang jawa asal Indramayu tersebut akan dititipkan untuk karantina dan rehabilitasi sebelum dilakukan pelepasliaran.
Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) Garut menurut Dede, salah satu tempat yang menjadi pilihan untuk karantina maupun rehabilitasi sebelum dilepas liarkan di habitatnya.

“Selain di PKEK, juga ada lokasi penitipan lainnya seperti di Bandung dan Bogor,” ujar Dede.
Elang jawa yang informasinya ditemukan warga di lokasi proyek tempat ia bekerja tersebut, masih usia anak-anak (juvenil). Usia sekitar 4-6 bulan
“Masih usia muda, masih juvenil. Makannya juga masih disuapin pakai lidi (alat),” katanya.
Sehari anak elang jawa tersebut bisa menghabiskan 2 sampai 3 ons daging ayam segar.
Karena masih baru datang, anak elang jawa yang punya khas jambul di kepalanya tersebut kini dalam kondisi sedikit stres.
Makanya kandangnya pun sementara terpaksa ditutup kain bekas spanduk.
Burung elang jawa yang sangat dilindungi tersebut menurut Dede, punya ciri khas bulu mirip jambul di kepalanya. Sehingga sering diidentikkan dengan lambang Burung Garuda Pancasila. (*)