Sejarah Indramayu
MA Sentot Jenderal Asal Indramayu yang Disegani Belanda, Pemimpin Pasukan Setan yang Kebal Peluru
MA Sentot merupakan pahlawan asal Indramayu yang sangat disegani Belanda.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: taufik ismail
Salah satu yayasannya berada di depan Kantor Kecamatan Indramayu yang saat ini sudah berubah menjadi perumahan warga.
Di sanalah, ayah dari Arman Sontang berlatih militer di bawah arahan MA Sentot sekitar tahun 1970-an.
"Tapi sekarang yayasannya sudah tidak ada, dahulu salah satu anggotanya ayah saya," ucap dia.
MA Sentot sendiri tercatat pernah mengenyam pendidikan di HIS Indramayu.
Kemudian, pada zaman penjajahan Jepang, ia bergabung dengan PETA untuk mengikuti pendidikan kemiliteran.
Kala itu, MA Sentot memulai karier dengan pangkat Letnan Satu. Kemudian naik menjadi Kapten dan menjadi Komandan Kompi.
MA Sentot juga pernah ikut hijrah ke Yogyakarta dan Jawa Tengah kemudian Long March kembali Ke Jawa Barat.
Setelah perang kemerdekaan usai dan Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia, MA Sentot naik pangkatnya menjadi Mayor dan menjabat sebagai Komandan Batalyon A Divisi Siliwangi.
Pangkat MA Sentot kemudian naik kembali menjadi Komandan Detasemen Subsistensi KMKB Bandung di tahun 1951.
Setelah itu, ia menjadi Staf TT III Siliwangi di tahun 1957, Siswa SSKAD di tahun 1957 dan di tahun yang sama naik pangkatnya menjadi Letkol.
Setelah lulus SSKAD, MA Sentot sempat ditempatkan di Kalimantan Selatan menjadi Komandan Batalyon 604 di Kotabaru Kalimantan Selatan dan menjabat Irtepe Koanda Kalimantan hingga menjadi Asisten II Deyah Koanda serta pernah mewakili Kepala Staf Deyah Koanda.
Pada Desember 1961, MA Sentot dipindah tugaskan dan ditempatkan sebagai Pamen SUAD III Mabes AD di Jakarta.
Kemudian, pada Maret 1963, ia ditugaskan di Operasi Karya menjabat Asisten III dan Juni 1966 dipindahkan kembali ke Mabes AD. Pada Oktober 1969, pangkatnya naik menjadi Kolonel.
MA Sentot pensiun dari tentara pada tahun 1980 dengan pangkat terakhirnya, yaitu Brigadir Jenderal (bintang satu).
Setelah pensiun, MA Sentot kembali ke tengah masyarakat dan tinggal di Desa Bugel, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu.
Beliau wafat tanggal 6 Oktober 2001 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Cikutra Bandung.
Baca juga: Monumen PETA Kota Tasikmalaya Kusam dan Rusak, Padahal Dulunya Tempat Bersejarah