Voice of Baceprot Mendunia
Abah Erza Satia, Sosok di Balik Voice of Baceprot, Band Metal asal Garut yang Bakal Tur Eropa
Grup band metal asal Garut Voice of Baceprot (VOB) tidak lepas dari peran dan sentuhan Abah Erza Satia, guru sekaligus pengasuh tiga hijabers tersebut
Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Mega Nugraha
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Sidqi Al Ghifari
TRIBUNJABAR.ID,GARUT - Grup band metal asal Garut Voice of Baceprot (VOB) tidak lepas dari peran dan sentuhan Abah Erza Satia, guru sekaligus pengasuh tiga perempuan berjibab itu.
Siapakah sosok Abah Erza? Laki-laki yang mampu menciptakan tiga orang bintang dalam balutan band metal Voice of Baceprot itu.
Ketua Umum Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Indonesia, Nero Taopik Abdillah mengungkapkan sosok Abah Erza. Abah Erza merupakan teman dekatnya sekaligus teman diskusi Nero.
Menurutnya Abah sering bicara soal perkembangan VOB kepadanya jika saat berdiskusi.
"Banyak juga ngobrolin buku sih sama saya, maka tidak heran jika mereka (VOB) selalu bilang sosok Abah kalo sedang diwawancara, karena saya tahu betul bagaimana peran Abah Erza mengisi mereka bukan hanya melalui musik tapi intelektual mereka," ujarnya saat diwawancarai Tribunjabar.id, Rabu (3/11/2021) di Gedung Bela Negara Garut.
Nero menjelaskan Abah Erza Satia sering saling tukar buku dengannya, buku yang dipinjam darinya itu kemudian direkomendasikan kepada personil VOB.
Baca juga: Ketemu di Madrasah, Anggota Voice of Baceprot Dikenal Senang Pukul Meja, Tahun Ini Manggung di Eropa
Buku-buku yang dipinjamkannya itu ia prediksi dibaca juga oleh murid-muridnya.
"Mungkin juga Abah mengenalkan mereka dengan buku-buku yang berat seperti Pram (Pramoedya Ananta Toer) misalnya, mereka baca rekomendasi dari Abah, tapi itu prediksi saya ya, lebih tepatnya mereka yang lebih tahu," ucap Nero yang juga pendiri Komunitas Ngejah itu.
Abah Erza juga menurutnya seorang pengoleksi buku dan memiliki kemampuan membaca yang kuat.
Jika sudah bersentuhan dengan buku maka waktunya bisa habis untuk membaca buku itu.
Apalagi jika malam hari, Abah menurutnya mampu fokus membaca satu buku selama semalaman suntuk.
"Saya lihat membacanya kuat, bisa semalaman dia baca satu buku. sering sekali kejadian seperti itu saya lihat, karena ia juga sering menginap di saung baca Komunitas Ngejah. Ia juga lulusan UIN Sastra Inggris," ucapnya.
Menurutnya, selain memiliki kemampuan baca yang luar biasa, Abah dikenal sebagai pribadi yang mudah bergaul dan orangnya gampang akrab dengan orang yang baru saja ia temui.
Baca juga: Profil Band Metal Voice of Baceprot (VoB), Trio Gadis Garut Kini Sukses Manggung di 4 Negara Eropa
Hal itu Nero saksikan saat banyaknya relasi yang datang ke Komunitas Ngejah yang kemudian bertemu dengan Abah.
"Kalo di medsos kan dia tengil tapi kalo ketemu langsung orangnya sangat akrab jauh lebih akrab dari saya, dia kalo ketemu orang ya gampang ngobrol kemana-mana,"
"Hampir setiap ada tamu ke Komunitas Ngejah pasti dia ketemu kan,
Dia main ketemu kami jejaring ngeja banyak yang kemudian berjejaring dengan Abah Erza dan VOB itu," ungkapnya.
Menurut Nero, pertemuan antara Abah Erza dan personil VOB bermula saat Abah menjadi honorer di Madrasah Tsanawiyah (Mts) Al Baqiyatussolihat, saat itu dirinya menjadi guru ektra kulikuler teater di sekolah tersebut.
Kemudian ia membuat grup teater dan grup musik yang diisi oleh personil lebih dari tiga orang.
"Dulu personilnya masih lima sampai tujuh orang yang saya ingat, namanya Voice of Baqitoz, grup musik itu saya tahu betul karena yang membuat videonya itu adalah adik saya, Rulli, lagunya berjudul Abring Abringan, di Youtube ada artefaknya," ungkap Nero.
Voice of Baceprot sebelumnya bernama Voice of Baqitoz, Baqitoz diambil dari nama sekolah mereka yaitu Madrasah Tsanawiyah (Mts) Al Baqiyatussolihat.
Profil Voice Of Baceprot
Voice of Baceprot (VoB) merupakan sebuah Band Metal yang digawangi oleh tiga orang hijabers.
Mereka adalah Firdda Kurnia sebagai gitaris dan vokalis, Widi Rahmawati sebagai pemain bass, serta Euis Siti Aisyah sebagai penggebuk drum.
Ketiga gadis itu dipertemukan saat duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah (Mts) Al Baqiyatussolihat Singajaya. Awal perjalanan mereka justru berhubungan dengan teater.
“Dulu kita ekskul teater waktu kita duduk di Mts kelas 2. Terus kita mencoba drama musikal, tapi kita malah suka dengan musiknya,” tutur Firdda pada Kompas TV, 7 Juni 2017.
Pengasuh teater mereka, Erza Satia alias Abah berjasa memperkenalkan ketiganya dengan berbagai genre musik dan lagu.
“Pengasuh kita Abah Erza meminjamkan kita laptop. Di situ ada daftar lagu kesukaan dia. Pas kita dengar, ini musik enak juga. Langsung jatuh cinta sama musiknya,” kata Firdda.
Meski ketiganya kini fokus menggeluti musik metal, sebetulnya masing-masing menyukai musik yang berbeda.
Firdda menyukai hip hop, Widi menggemari musik funk seperti Red Hot Chili Peppers, dan Siti menikmati Band Metal seperti Lamb of God serta System of Down.
Voice of Baceprot saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan (Kompas.com/Ira Gita)
Baca juga: D’Kapal, Band Indie Bandung, Semua Personelnya Difabel, Ingin Bagikan 5 Kaki Palsu Setiap Manggung
Baceprot artinya apa?
Baceprot suku kata dalam bahasa Sunda yang artinya banyak bicara, bawel, atau berisik. Nama tersebut disematkan pada trio metal ini karena lagu-lagunya yang dikenal "berisik".
Selain itu, nama itu diberikan karena mereka sering dianggap berisik dan bawel di sekolah lantaran mereka sering melakukan protes.
"Kalau ada hal yang enggak benar di sekolah, pasti kita protes. Kita juga sering bikin tulisan di mading. Kita disebut anak-anak berisik, makanya dinamakan Voice of Baceprot,” ujar Firdda.
Karena itu, VoB menjadi salah satu grup Band Metal Tanah Air yang lantang menyuarakan isu sosial.
Beberapa lagu kritik sosial itu antara lain "School of Revolution", "Kentut RUUP", hingga "Perempuan yang Merdeka Seutuhnya".
Penolakan orangtua
Upaya mereka dalam bermusik tidak selalu berjalan mulus. Mereka sempat mendapat penolakan dari orang tua.
Apalagi musik yang mereka bawakan terlalu keras, sehingga oleh keluarga takut dianggap buruk oleh tetangga.
"Teteh (kakak) pernah menelepon sama Abah Erza sambil marah-marah. Aku kan sering pulang sore buat latihan setiap hari. Malu sama tetangga kan cewek,” ujar Euis Siti Aisyah.
Bahkan Siti sempat dikunci di kamar mandi agar tidak bisa berangkat latihan, namun akhirnya bisa kabur.
Mereka menjadi terkenal setelah menampilkan cover lagu milik Rage Against The Machine tahun 2015 hingga Slipknot di kanal Youtube.
Tur Eropa
Kemudian pada 2018 mereka dilirik agensi Amity Asia dan membuat kontrak. Bahkan produser musik yang juga personel band Musikimia, Stephan Santoso turut membantu mereka merilis lagu perdana berjudul 'School Revolution' yang berisi tentang kritik sosial.
Lalu mulai 28 November 2021 nanti, VoB memulai tur di Belanda, yakni di Harleem, Numegen dan Gronigen.
Pada 2 Desember, mereka akan tampil di Brussels, ibu kota Belgia. Tanggal 4 Desember, VoB tampil di Rennes, Prancis dan kembali ke Belgia kembali pada 8 Desember untuk manggung di Kota Arlon.
Dari Belgia, VoB kembali lagi ke Prancis untuk tampil di Kota Montbeliard tanggal 9 Desember.
Tur Eropa mereka akan ditutup di Jenewa, ibu kota Swiss pada 10 Desember 2021.