Guru Terpapar Covid-19, Jumlah Sekolah yang PTMT-nya Dihentikan Bertambah, Siswa Ingin Tetap PTM
Seiring dengan penambahan siswa dan guru yang terkonfirmasi Covid-19, dari 77 menjadi 84 orang, PTMT di dua sekolah lainnya pun terpaksa dihentikan.
"Tutup (hentikan) saja jangan sampai menunggu ada yang meninggal dunia."
"Lalu, PAUD dan SD harus diliburkan saja karena mereka enggak menerima vaksin," katanya saat dihubungi, Minggu (24/10/2021).
Dwi menilai, kebijakan PTMT ketika herd immunity belum terbentuk adalah kebijakan yang dipaksakan.
"Ternyata terbukti banyak siswa yang terkonfirmasi setelah PTMT dibuka meski memang belum diketahui dari mana mereka bisa tertular, apakah bawaan dari rumah, teman, atau guru-gurunya," katanya.
Sejumlah pelajar yang ditemui Tribun, kemarin, mengaku sangat berharap PTMT bisa terus dilakukan.
Azka Aulia Madina (15), siswa SMAN 5 kelas X, mengaku PTM membuatnya bisa lebih cepat memahami pelajaran.
Ini, menurut Azka, karena respons guru lebih cepat ketika PTMT.
"Saat online, sering kesulitan untuk menanyakan tugas yang kurang dimengerti."
"Terkadang media platform untuk kumpulkan tugas dan ulangan juga sering mengalami kendala sehingga ada beberapa data yang tak terkirim dan akhirnya tak miliki nilai untuk tugas atau ulangan," ujarnya.
Harapan agar PTMT bisa terus digelar juga diungkapkan Ega Litundzira, siswa kelas 1 SMPN Pasawahan.
Menurut Ega, belajar secara online sangat memusingkan.
"Kalau disuruh memilih, ya lebih baik sekolah tatap muka karena kalau secara online suka terganggu karena handphone-nya terkadang diganggu oleh adik dan pelajaran enggak cepat ditangkap."
"Jadi, intinya ingin sekolah tatap muka terus berlangsung," katanya.
Kaget
Dihubungi melalui telepon, kemarin, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 SDN 065 Cihampelas, Romario, mengaku kaget karena SDN 065 Cihampelas termasuk dalam lima SD yang kembali harus menggelar PJJ.