Majalengka Dijuluki Kota Angin, Sejak Kapan dan Siapa yang Memberi Julukan? Simak di Sini Sejarahnya

Lalu, sejak kapan Majalengka dijuluki sebagai Kota Angin dan siapa orang yang pertama kali memberi julukan tersebut?

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Ravianto
Tribun Cirebon/Eki Yulianto
Tugu Bola Dunia menjadi spot selfie terbaru di Kabupaten Majalengka 

Julukan Majalengka Kota Angin tentunya tidak semata-mata disematkan tanpa alasan.

Prakirawan BMKG Kertajati, Ahmad Faa Iziyn menjelaskan, jika kecepatan angin kencang di Majalengka terjadi tidak terlepas dari keberadaan Gunung Ciremai.

Menurutnya, angin yang terhalang puncak Ciremai akan berhembus kencang hingga mencapai kecepatan 25-30 knot atau 46-56 km per jam.

Selain itu, perbedaan tekanan udara di wilayah utara dan selatan juga mempengaruhi kencangnya angin Majalengka.

"Kecepatan angin maksimal bisa mencapai 30 knot. Itu karena angin yang terhalang puncak Ciremai kemudian akan berhembus lebih kencang ke wilayah Majalengka, serta adanya perbedaan tekanan udara sehingga terjadi peningkatan kecepatan angin," kata Faiz, biasa ia disapa.

Tidak hanya itu, adanya angin kumbang atau bahasa latinnya fohn yang biasa terjadi di bulan Agustus, September dan Oktober juga mempengaruhi peningkatan kecepatan angin di Majalengka.

"Angin fohn adalah angin yang bertiup turun sepanjang lereng gunung menuju ke dataran yang lebih rendah dengan suhu udara yang tinggi dengan tingkat kelembaban udara yang rendah. Fohn merupakan hasil aliran angin dari pegunungan yang dapat menghembuskan angin lebih 25 knot per jam."

"Secara umum pada saat musim kemarau angin berasal dari arah Tenggara, secara langsung akan melewati Gunung Ciremai."

"Hembusan angin kencang disertai kondisi yang panas sering kali dirasakan oleh masyarakat Majalengka, maka dari itu Majalengka mendapatkan julukan sebagai Kota Angin," ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved