Atalia Ridwan Kamil Datangi TKP 11 Pelajar di Ciamis Mati Tenggelam dan Kunjungi Keluarga Korban
Ketua Kwarda Jabar Atalia Ridwan Kamil menyambangi lokasi kejadian 11 pelajar mati tenggelam di Sungai Cileueur Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis
Penulis: Andri M Dani | Editor: Mega Nugraha
Sementara dari pihak sekolah menurut Kapolres AKBP Wahyu Broto Narsono Adhi belum dimintai keterangan.
“Pihak sekolah belum dimintai keterangan. Masih berduka. Penanganan kasus ini masih dalam proses,” katanya.
Dari informasi sementara yang diperoleh, katanya kegiatan susur sungai tersebut diikuti oleh 150 orang siswa/siswi MTs Harapan Baru berikut guru pembimbingnya.
Baca juga: Keluarga Korban Susur Sungai di Ciamis Minta Pertanggungjawaban Sekolah, Kok Bisa Sampai Teledor
Sekira pukul 14.30 rombongan pelajar tersebut mulai menyebrangi Sungai Cileueur blok Leuwi Ili. Mereka Menyeberang dari arah barat menuju timur di alur sungai dengan ke dalaman sekitar 60 cm.
Penyeberangan dilakukan beruntun dengan saling berpegang tangan. Lebar sungai yang sedang diseberangi tersebut sekitar 20 meter.
Meski alur sungai yang diseberangi arusnya kecil dan tenang serta dangkal hanya dengan kedalaman 60 cm, namun diperkirakan saat berenang tersebut ada peserta yang tergelincir, terpleset sehingga menarik siswa lainnya.
“Sesuai dengan namanya Cileueur, di sungai tersebut banyak ditemukan batu yang licin. Ketika terinjak, bisa membuat terpeleset. Dinamakan Leuwi Ili karena dulu katanya ada warga yang bernama Ili, meninggal tenggelam di leuwi tersebut” jelasnya.
Siswa yang terpleset tersebut hanyut dalam pusaran air sehingga tenggelam di palung sungai dengan ke dalaman mencapai 2 meter. Diduga panik dan kemudian sejumlah rekannya yang lain terseret atau ikut teseret saat berupaya menolong. Ada 11 orang korban meninggal, 2 orang berhasil diselamatkan dalam kondisi kritis.
“Ke-11 korban meninggal ditemukan di palung sungai dengan kedalaman 2 meter tersebut,” ujar AKBP Wahyu Broto Narsono Adhi yang akrab dipanggil Soni tersebut.
AKBP Wahyu Broto Narsono Adhi belum bisa memastikan apakah kejadian tersebut akibat adanya kelalaian atau apakah karena ada SOP yang tidak dipatuhi. Atau malah tidak punya SOP sama sekali.
“Masalahnya kan masih dalam proses, jadi belum bisa disimpulkan penyebabnya,” katanya.
Menyusul kejadian yang menimpa 11 siswa MTs Harapan Baru di Leuwi Ili saat kegiatan susur sungai tersebut katanya diharapkan bila mengkaji kembali kegiatan serupa.
Setidaknya melaporkan kegiatan ke petugas atau satgas setempat. Mengingat saat ini masih dalam masa pandemi, PPKM Level 3.\