Hemat Biaya Listrik di Rumah dengan Solar Kit 1st Gen PT SEI, Ini Keunggulannya
Solar Kit Generasi Pertama atau Solar Kit 1st Gen. Solar kit ini merupakan PLTS On-Grid atau terhubung dengan jaringan PLN
Penulis: Siti Fatimah | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Minat masyarakat untuk beralih ke energi terbarukan semakin tinggi. Salah satunya adalah energi terbarukan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
PLTS menjadi energi terbarukan yang masih memiliki potensi yang besar di Indonesia.
Selain itu, PLTS memiliki sejumlah kelebihan diantaranya pembangunannya yang lebih mudah dan biaya investasi yang lebih rendah dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya.
Baca juga: Kunjungi PT LEN, Menperin Minta BUMN Ini Jadi Integrator Teknologi Elektronik untuk Alutsista
Hal-hal inilah yang membuat minat untuk melakukan pemasangan PLTS ini meningkat dari tahun ke tahun.
Hal ini dibuktikan berdasarkan data dari Kementerian ESDM, pada tahun 2018, pembangunan PLTS yang dipasang di atap masih berada di angka 1,52 MWp dan mengalami kenaikan yang sangat signifikan hingga bulan Juni 2021 yang telah mencapai 35,56 MWp dalam kurun waktu 3 tahun.
Dari total perkembangan pemasangan PLTS Atap yang sudah dilakukan, pelanggan rumah tangga memiliki porsi yang paling besar, yaitu sebanyak 3.300 pelanggan.
Hal ini menjadi kabar baik bagi PT Surya Energi Indotama (SEI) karena minat masyarakat untuk beralih ke energi terbarukan khususnya menggunakan PLTS untuk pemakaian pribadi semakin ditinggi.
Bambang Iswanto, Direktur Utama PT SEI mengatakan, sebagai perusahaan yang telah lama bergerak di bidang energi terbarukan dan untuk menjawab tantangan dalam berkontribusi di bidang energi terbarukan, PT SEI melakukan inovasi yaitu dengan meluncurkan produk terbarunya.
Peluncuran produk ini juga sebagai wujud dan komitmen PT SEI bersama PT LEN terus melakukan inovasi khususnya dibidang teknologi hasil karya anak bangsa.
Produk ini yang juga menggunakan teknologi karya PT LEN, sebagai salah satu wujud kontribusi PT LEN industri mengiringi pembangunan NKRI khususnya dibidang energi.
Baca juga: Tetap Progresif Saat Pandemi, PT Len Semangat Berinovasi Bangun Negeri
"Solar Kit Generasi Pertama atau Solar Kit 1st Gen. Solar kit ini merupakan PLTS On-Grid atau terhubung dengan jaringan PLN, dengan sistem kerja memanfaatkan energi matahari yang diubah menjadi energi listrik, untuk digunakan pada siang hari," katanya dalam keterangan resmi yang diterima Tribun, Senin (11/10/2021).
Kombinasi antara panel surya, mikro inverter dan rangka hidrolik memudahkan konsumen menginstal panel surya secara mandiri, menghasilkan lebih banyak energi dengan biaya yang lebih ekonomis.
Panel surya yang digunakan adalah produksi PT Len Industri (Persero), yang merupakan induk perusahaan dari PT SEI.
Sedangkan PT Len Industri adalah perusahaan BUMN berbasis teknologi yang bergerak di bidang teknologi pertahanan, transportasi kereta, energi baru terbarukan PLTS, serta ICT dan navigasi.
”Produk ini menjadi solusi alternatif untuk menghemat biaya listrik di rumah. Keunggulan dari produk ini yaitu pemasangannya yang mudah, aman dipasang di manapun dan juga dapat dipindahkan sesuai kebutuhan,” katanya.
Baca juga: PT Len Pimpin Konsorsium BUMN Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kongo, Afrika
Menurutnya, produk ini juga sudah water resistant dengan Indeks Proteksi 65, memiliki rangka yang bisa diatur ketinggiannya untuk menghindari genangan air, dan memiliki sistem monitoring energi melalui smart adaptor yang disediakan.
Instal Pembangkit Listrik Tenaga Surya Mandiri di Rumah, Ini Biayanya
Lebih lanjut Bambang menuturkan, “Untuk 1 unit produk Solar Kit Generasi Pertama, PT SEI menerapkan harga launching dari Rp 6.999.999 menjadi Rp 5.999.999. Harga periode launching ini berlaku mulai tanggal 10 Oktober 2021 sampai 16 Oktober 2021.
Pembelian produk ini sudah bisa dilakukan melalui marketplace dan website www.lensolar.co.id dengan sistem pre-order.
PT SEI berharap, dengan adanya produk PLTS yang compact dan ekonomis ini, bisa menjadi solusi alternatif bagi masyarakat yang ingin mencoba menggunakan dan beralih ke energi yang lebih bersih dimulai dengan kapasitas kecil.
Perkembangan energi baru terbarukan di Indonesia masih menjadi tantangan bersama. Indonesia memiliki target bauran energi baru terbarukan pada tahun 2025 adalah sebesar 23%, gas bumi sebesar 22%, minyak bumi sebesar 25%, dan batubara sebesar 30%.
Sementara, pada tahun 2020 bauran energi baru terbarukan baru tercapai sebesar 11,20%, gas bumi sebesar 19,16%, minyak bumi sebesar 31,60%, dan batubara sebesar 38,04%.
Hal ini perlu menjadi perhatian bersama karena pencapaian baruan energi baru terbarukan tersebut masih jauh dari apa yang diharapkan, khususnya PLTS, karena Indonesia memiliki potensi yang sangat besar pada sumber energi satu ini.