Rebutan Lahan Tebu

Polisi Ungkap Alasan di Balik Konflik Lahan Tebu Berdarah, Ingin Kuasai Lahan hingga Hasut Kelompok

AKBP M Lukman Syarif mengatakan, aksi itu dilatar belakangi karena mereka ingin menguasai lahan.

Tribun Jabar
Konferensi pers pengungkapan kasus tragedi berdarah di lahan tebu PG Jatitujuh di perbatasan Indramayu-Majalengka di Mapolres Indramayu, Jawa Barat, Rabu (6/10/2021). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Polisi ungkap motif dibalik tragedi berdarah yang terjadi di lahan tebu PG Jatitujuh di perbatasan Indramayu-Majalengka.

Ada 7 orang yang ditetapkan sebagai tersangka, semuanya adalah anggota dari Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (F-Kamis).

Kapolres Indramayu, AKBP M Lukman Syarif mengatakan, aksi itu dilatar belakangi karena mereka ingin menguasai lahan.

Baca juga: TERKUAK, Peran Ketua F-Kamis yang Juga Anggota DPRD, Tersangka Tragedi Berdarah Lahan Tebu Indramayu

"Motifnya untuk mempertahankan lahan yang mereka anggap penguasaan sepihak oleh F-Kamis tersebut," ujar dia saat konferensi pers di Mapolres Indramayu, Rabu (6/10/2021).

Masih disampaikan Kapolres, sehingga para pengurus F-Kamis itu kemudian menghasut kelompoknya untuk melakukan perlawanan.

Termasuk melawan aparat saat hendak melakukan upaya penindakan, mereka melakukan penghadangan kepada aparat dengan membawa senjata tajam.

Diberitakan sebelumnya, Pabrik Gula (PG) Jatitujuh, Majalengka menyebutkan ada kelompok masyarakat yang menduduki lahannya secara ilegal.

General Manager PG Jatitujuh Majalengka, Aziz Romdhon Bachtiar menjelaskan, ada 12.000 hektar lahan yang menjadi milik PG Jatitujuh secara Hak Guna Usaha (HGU).

Baca juga: 7 Tersangka Ditetapkan Polisi Dalam Insiden Berdarah Lahan Tebu, Salah Satunya Anggota DPRD

Namun dari jumlah itu, sekitar 6000 hektar lahan dikuasai secara ilegal oleh salah satu forum masyarakat.

"Secara HGU itu lahan PG Jatitujuh, ada sertifikat HGU nomor 1 Majalengka dan nomor 2 Indramayu. Jadi memang mereka secara ilegal menguasai lahan di sebagain besar wilayah Indramayu, kurang lebih 6000 hektare," ujar Azis saat diwawancarai di salah satu rumah korban di Desa Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka Selasa (5/10/2021).

Insiden berdarah tersebut diketahui juga menewaskan 2 orang petani tebu setelah diserang dengan menggunakan senjata tajam.

Kejadian itu terjadi di Blok Makam Bujang Desa Sukamulya, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu pada Senin (4/10/2021) pukul 10.15 WIB.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved