Perampasan Nyawa di Ladang Tebu, Bupati Majalengka Minta BUMN PG Jatitujuh Ikut Tanggung Jawab

Bupati Majalengka Karna Sobahi meminta BUMN produsen gula PG 7 untuk turut bertanggung jawab terkait kasus perampasan nyawa di ladang tebu.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Mega Nugraha
Tribun Cirebon/ Eki Yulianto
Bupati Majalengka, Karna Sobahi memberikan santunan kepada istri dari Suhenda yang menjadi korban dalam peristiwa pengeroyokan di kawasan lahan tebu PG Jatitujuh. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Bupati Majalengka Karna Sobahi meminta BUMN produsen gula PG 7 untuk turut bertanggung jawab terkait kasus perampasan nyawa di ladang tebu.

Karna Sobahi meminta PG Jatitujuh selaku pemilik lahan kawasan perkebunan tebu untuk memberikan perhatiannya kepada keluarga korban.

"Baik memperhatikan secara moril, materi maupun lainnya. Kami juga dari pemerintah daerah tidak akan lepas tangan untuk ikut membantu keluarga korban," kata Karna Sobahi saat meninjau kediaman keluarga korban perampasan di ladang tebu di Desa Jatiraga Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Indramayu.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Majalengka itu menemui keluarga Yayan dan Suhenda di Desa Sumber Kulon. Ternyata diketahui, keluarga korban perampasan nyawa di ladang tebu itu masih punya anak.

"Apalagi dari dua korban ini, meninggalkan anak-anaknya yang masih usia sekolah," ucapnya.

Saat mengunjungi rumah Suhenda, orang nomor satu di Majalengka ini langsung menyalami istri korban, Nani (26).

Baca juga: Sosok Anggota DPRD Indramayu yang Diduga Terlibat Pembantaian di Ladang Tebu, Ini Kata Kapolres

Bukan tanpa alasan, Karna tak menyangka korban meninggalkan istri yang saat ini sedang mengandung anak keduanya, usia kandungannya 7 bulan.

Sontak, Karna Sobahi tak luput merasakan kesedihan yang mendalam dan mengajak Nani untuk tegar menerima kenyataan yang sedang dialami saat ini.

"Saya tentunya turut berbelasungkawa kepada keluarga korban atas peristiwa yang kita semua tidak menginginkan. Semoga keluarga bisa tabah, tegar, selalu bertawakal," ujar Karna saat memberi bantuan yang langsung diterima istri korban, Selasa (5/10/2021).

Sementara itu, Nani istri dari Suhenda mengucapkan terima kasih kepada Bupati Majalengka dan unsur lainnya atas perhatian yang diberikan.

Nani mengaku akan coba menerima kenyataan ini meski merasa sulit.

"Terima kasih Pak Bupati. Insyaallah saya ikhlas," jelas dia.

Informasi yang diterima, korban Suhenda dan Nani menikah selama kurang lebih delapan tahun lalu.

Keluarga tersebut telah dikaruniai seorang anak dan sang istri sedang mengandung untuk anak keduanya.

Sementara, korban Yayan meninggalkan 5 orang anak dan seorang istri. Keduanya kini telah tiada dan harus lebih dahulu menghadap Illahi.

Seperti diberitakan sebelumnya, terjadi perselisihan di ladang tebu di perbatasan Kabupaten Indramayu dan Majalengka, Senin (4/10/2021).

Perselisihan itu mengakibatkan terenggutnya nyawa dua warga asal Kabupaten Majalengka bernama Suhenda dan Yayan.

Dua korban sendiri merupakan kelompok dari kemitraan PG Jatitujuh yang berselisih lahan dengan kelompok Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (FKamis) Kabupaten Indramayu.

Peristiwa tersebut terjadi di petak 112 wilayah Kerticala, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu sekitar pukul 11.00 WIB kemarin.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved