Eti Temukan Luka sayatan di Kepala Hilman, Korban Kekerasan sang Kakak Setelah Ibu Meninggal

Hilman (16) harus merasakan getirnya hidup. Anak penyandang disabilitas di Pangandaran ini sudah sejak kecil ditinggalkan orang tuanya.

Penulis: Padna | Editor: Giri
Tribun Jabar/Padna
Eti menyuapi Hilman yang diduga menjadi korban kekerasan kakaknya. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Hilman (16) harus merasakan getirnya hidup. Anak penyandang disabilitas di Pangandaran ini sudah sejak kecil ditinggalkan orang tuanya.

Semenjak itu, Hilman ikut bersama kakaknya dan ngontrak di satu kontrakan di wilayah Pasar Wisata (PW) Blok B Desa Pananjung, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran.

Namun, semenjak ikut bersama kakaknya, Hilman sering mendapat perlakuan kasar.

Karena perlakuan kasar kakaknya, Hilman dibawa dan dirawat oleh satu warga setempat bernama Eti Hasanah (46) warga Pasar Wisata PW Blok B Desa Pananjung, Kecamatan/Kabupaten Pangandaran, Jawa barat.

Eti merawat Hilman sudah 15 hari, semenjak ketahuan diperlakukan kasar dan ditelantarkan oleh kakaknya.

"Awalnya Hilman dibawa, hanya untuk menghindari emosi kakaknya. Karena dia sering disiksa, dipukuli, dikurung di kamar mandi tiga hari tiga malam. Warga yang lain juga di sini pada tahu," ujar Eti saat ditemui Tribunjabar.id di rumahnya, Sabtu (2/10/2021) siang.

"Karena kasihan, sama saya terus dibawa dan dikasih makan. Ditambah saya takut Hilman kenapa-kenapa karena ditempat kakaknya banyak orang-orang yang mabuk," kata Eti

Eti mengatakan, Hilman diperlakukan kasar semenjak ibunya meninggal dunia.

"Tapi saya tahunya kesini-sini, apalagi pas ada kejadian pada Hilman. Terus saya dipanggil dan melihat bekas lukanya," ucap Eti.

"Cuma kejadian kemarin itu, saya enggak tega dan ingin membawa Hilman. Karena saya lihat di bagian kepalanya ada yang lebam dan berwarna biru. Ada seperti goresan pisau di kepala, katanya dipukul pisau. Terus ada benjolan di kepala yang katanya ditendang kena tembok," katanya.

Dia tidak tahu persis apa yang terjadi terhadap Hilman.

"Paling ketemu, saya ngasih Hilman makan, minum dan ngasih jajan seadanya. Tapi saat terakhir Hilman ketahuan diperlakukan kasar, Hilman memilih ikut dengan saya dan saya pun ikhlas yang penting dia mau karena hidup saya kan seperti ini (seadanya)," ucap Eti. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved