Pangkostrad Sebut Pernyataan TNI Disusupi PKI Sangat Keji dan harus Dipertanggung Jawabkan

Pernyataan bekas Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang menyebut TNI disusupi komunisme bikin gaduh. Pangkostrad sebut itu harus dipertanggunjawabkan

Editor: Mega Nugraha
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman saat masih menjabat Pangdam Jaya, menjawab pertanyaan redaksi Tribunnews saat berkunjung ke Makodam Jaya, Jakarta, Senin (23/11/2020). Nama Dudung Abdurachman disebut-sebut bakal menjadi pengganti KSAD Andika Perkasa. 

Seharusnya, kata dia, Gatot selaku senior di TNI terlebih dulu melakukan klarifikasi dan menanyakan langsung kepada dirinya selaku Pangkostrad.

Dudung juga mengingatkan pentingnya tabayun dalam Islam agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa.

Ia melanjutkan foto-foto peristiwa serta barang-barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNI Soeharto saat peristiwa 1965 tersebut masih tersimpan dengan baik di museum tersebut.

"Hal ini sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI dan terbunuhnya pimpinan TNI AD serta Kapten Piere Tendean," kata Dudung.

Kata Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution

Letjen Purnawirawan Azmyn Yusri Nasution sebagai mantan Pangkostrad sekaligus penggagas pembuatan patung diorama di Museum Dharma Bhakti dan belakangan memerintahkan pemindahan patung, buka suara.

Dia membenarkan sudah memerintahkan untuk memindahkan patung tersebut kepada Letjen Dudung Abdurachman selaku Pangkostrad.

"Ya betul tanggal 30 Agustus saya datang ke sana bersilaturahim, sekaligus menyampaikan keluhan saya tentang patung. Saya sampaikan begini, saya beritahu kepada beliau," kata Azmyn Yusri Nasution dalam tayangan di YouTube Kompas TV, Kamis (30/9/2021).

Ia juga mengakui bahwa dulu berinisiatif membuat patung tersebut.

"Bahwa dulu disaat saya menjabat bahwa sayalah yang berinisiatif membuat patung itu. Sebelumnya patung itu tidak ada, itu tiga buah patung, tiga jenderal," kata Azmyn.

Azmyn mengakui bahwa pemindahan patung itu didasarkan pada pemahaman agama yang dia anut dan dia yakini. Menurutnya, membuat dan menyimpan patung itu sebagai dosa.

Permintaannya itu kemudian disambut oleh Letjen Dudung Abdurachman.

"Saya sampaikan kepada Pak Dudung, usia saya sudah 60 tahun, kemudian setelah tua ini saya banyak merenung diri, banyak mendengar ceramah, banyak membaca buku tentang Agama Islam," katanya.

Dari pemahaman itu, dia akhirnya memutuskan untuk memindahkan patung itu dengan menyampaikan pada Pangkostrad.

"Di dalam Agama Islam ini, sangat dilarang untuk dibuat patung, menyimpan patung, apalagi yang berinisiatif membuatnya, itu dosanya sangat besar. Ini menganggu pikiran saya, sehingga saya sampaikan kepada Pangkostrad, Alhamdulillah direspon positif," terang Azmyn.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved